JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut event pertama dalam Calendar of Event 2018 jatuh di 29-31 Januari 2018 ini. Yakni Festival Indonesia Festival atau biasa disebut Fest In Fest di Gedung Sapta Pesona Kemenpar. Namun ini menandai sejumlah event-event besar lainnya di nusantara, salah satunya kawasan Borobudur yang akan disesaki event mulai Maret-Mei 2018 mendatang.
“Sekaligus persiapan 2 events di Februari 2018, yakni Festival Pulau Penyengat Kepri 14-18 Februari dan Festival Bau Nyale Mandalika Lombok 20 Februari 2018,” kata Menpar Arief Yahya, di Jakarta, Selasa (16/1/2018).
Tetapi seperti yang disampaikan Menteri Arief selama ini, bahwa events daerah yang sudah siap dengan kalender pasti, akan dipromosikan melalui beberapa channel medianya. Salah satunya, berbagai atraksi seni budaya di seputar Borobudur Jawa Tengah.
“Agendakan ke Magelang pada Maret hingga Mei 2018 mendatang. Dan datanglah ke kawasan sekitar Candi Borobudur. Nikmati kegiatan seni dan budaya selama dua bulan full yang berlangsung di kawasan sekitar Candi Buddha terbesar di dunia ini. Selama 6 Maret – 6 Mei 2018 Anda akan dipuaskan kegiatan Ruwat-Rawat Borobudur edisi ke-15,” katanya.
Sucoro, selaku penyelenggara kegiatan mengungkapkan, kegiatan seni dan budaya “Ruwat-Rawat Borobudur 2018” sudah siap digelar. Acara yang bertujuan untuk memperkuat usaha-usaha dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dimulai 6 Maret.
Kegiatan rutin tahunan ini diawali dengan Kegiatan Pra Ruwat Rawat Borobudur 2018 (6/3) dengan tema “Memetri Candi, Nguri-uri Tradisi” yang berlangsung di Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Ringin Putih, Giritengah, Gleyaran.
Kemudian dilanjut dengan Sesaji Menoreh (7/3) dengan gelar Kidung Karma Wibangga di Tuksongo. Lalu 10 Maret pentas kesenian di TWCB dan 13 Maret Pitutur Luhur di Warung Info Jagat Cleguk.
“Pada 17-29 Maret berlangsung Festival Kesenian Rakyat. Berlangsung di sejumlah wilayah Kledung, Tempuran, Cebuntan, Jambewangi, Tanggulangin dan Ngluwar,” jelas Sucoro.
Jadwal untuk Kledung (17-18 Maret), Tempuran (19-20), Cebungan (21-22), Jambewangi (23-24), Tanggulangin (25), Madjogondha Ngablak (26) dan Ngluwar (27). Kemudian Mentengan (28-29) berupa Ritual Badhut Sejati dan 31 Maret Pentas Kesenian Dialog Budaya di TWCB.
Pembukaan Ruwat Rawat Borobudur yang ke-15 ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Warisan Budaya Dunia 2018 pada 18 April. Diisi dengan Festival Sanggar 2018 di Taman Wisata Candi Borobudur – Hall Candi B.
Namun sebelum itu, pada (4/4) dijadwalkan ada workshop Seni Tradisi di Balai Konservasi Borobudur. Lalu 7-11 April berlangsung Festival Kesenian Rakyat babak final di Borobudur. Tanggal (14/4) berlangsung pentas di TWCB dan (17/4) gelar Kidung Karma Wibangga.
Kegiatan di bulan April berlangsung hingga tanggal 28. Usai peringatan Hari Warisan Budaya Dunia (18/4) berlangsung pentas di TWCB (21/4), Tradisi Ngiwak (25/4) dan pentas kesenian di TWCB (28/4).
Agenda Ruwat Rawat Borobudur di bulan Mei diawali pada (2/5) dengan acara Seminar Nasional Ruwat Rawat Borobudur. Kemudian (5/5) dengan kegiatan “Persembahan Gunung-Kota untuk Warisan Budaya” berupa Sastra Ruwat Rawat Borobudur yang berlangsung di Panggung Lumbini, TWCB.
Pesta seni budaya rakyat Magelang ini diakhiri pada 6 Mei 2018. Ruwat Rawat Borobudur ditutup dengan Kirab Budaya Ruwat Rawat Borobudur 2018. Kirab dimulai dari Halaman Parkir TWCB lewat jalan Medangkamulan, jalan Badrawati, Pintu 7 dan halaman Candi Borobudur.
“Sejumlah atraksi budaya siap dinikmati wisatawan. Mulai dari Ritual Jamasan, sedekah Kai Cebungan, sedekah Makam Mbah Ndoko, Ritual Badhut Sejati Menthengan, dan Kirab Budaya,” tandas Sucoro.
Pentas 30-an Kesenian dari sejumlah wilayah dan Gelar Sendratari Kidung Karma Wibangga, menjadi tontonan budaya yang sangat menarik. Sejumlah turis asing biasanya datang menikmati atraksi budaya ini.
Menilik ragam atraksinya, Ruwat Rawat ini ikut mengembangkan pariwisata kawasan Candi Borobudur yang berbasis nilai seni, tradisi, dan budaya masyarakat.
Ruwat-Rawat Borobudur digelar pertama kali pada tahun 2003 oleh komunitas warung Jagad Cleguk Borobudur. “Kegiatan Ruwat-Rawat Borobudur ini untuk memperkuat kesadaran terhadap potensi wisata kawasan Candi Borobudur,” pungkas Sucoro.