JAKARTA (Independensi.com) – Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian berkomitmen tetap mengawal target swasembada pangan Kementerian Pertanian RI dengan menerapkan 5 program kinerja
Demikian dalam keterangan pers kepada Independensi.com, Rabu (17/1/2018).
Banun Harpini, Kepala Barantan pada Selasa (16/1/2018) menyampaikan bahwa lima strategi tersebut adalah akselerasi ekspor produk pertanian, peningkatan kualitas pelayanan publik yang murah dan mudah, integrasi sistem yang berbasis waktu nyata dan mendorong inovasi layanan karantina.
Melalui peran tersebut serta sinergitas dengan instansi dan stakeholder terkait, Banun optimistis Indonesia bisa mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pangannya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Banun Harpini, saat membuka Rapat Kerja Nasional Barantan 2018 di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa.
Terkait dorongan akselerasi ekspor dari Barantan, tahun ini Banun optimis bahwa lirikan Jepang selama ini pada 6 komoditas unggulan dari Indonesia akan bisa diselesaikan. Enam komoditas unggulan itu terutama berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yaitu berupa nanas, buah naga, pisang, alpukat, rambutan dan mangga.
Selain mendorong inovasi dan integrasi sistem yang berbasis waktu nyata, dalam memperbaiki layanan publik, tahun ini Banun juga mewajibkan setiap unit pelaksana teknisnya untuk menerapkan SNI ISO 37001 : 2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan yang sudah dimotori oleh dua unit pelaksana teknis sebelumnya yaitu Karantina Makassar dan Karantina Mataram.
Ka Barantan juga menegaskan akan terus meningkatkan kerjasama bersama TNI dan POLRI terutama guna mengoptimalkan pengawasan pada kawasan zona rawan. Sedangkan ke internal, Banun akan terus mengoptimalkan Sistem Pengendalian Internal (SPI) guna mengoptimalkan pengawasannya.
Banun juga menyampaikan beberapa program unggulan Barantan tahun ini diantaranya adalah dukungan terhadap UPSUS Padi Jagung Kedelai (Pajele) dan Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab), percepatan arus barang dan akselerasi ekspor, penguatan pengawasan dan penindakan, pulau karantina, penguatan pembangunan wilayah perbatasan dan bandara baru, kehumasan dan reformasi birokrasi termasuk di dalamnya program paperless, IQFAST, penguatan SPI, laporan kinerja serta keuangan.
Dalam hal akselerasi ekspor, Barantan akan wujudkan dalam beberapa program diantaranya implementasi penuh E-TPK di pelabuhan utama seluruh Indonesia guna dukung percepatan dwelling time, berlakukan layanan prioritas bagi pengguna jasa patuh, pertukaran sertifikat elektronik bagi negara mitra dan bimbingan teknis bagi rumah kemas dan petani.
Sedangkan dalam rangka reformasi birokrasi Banun akan menerapkan sistem elektronik dalam kegiatan administrasi di kantor pusat seperti aplikasi disposisi persuratan dan e-revisi anggaran, juga termasuk penerbitan sertifikat secara elektronik lewat portal Barantan.
Sebagai informasi pada 2017, Barantan berhasil merealisasikan anggarannya sebesar 98,37% dengan capaian perolehan PNBP sebesar Rp. 295.712.485.423 atau meningkat 135,30% dari tahun sebelumnya. Total sertifikasi yang dilakukan pada tahun 2017 sebanyak 1.379.477 kali, 1.126 kali penahanan, 327 penolakan dan 399 kali pemusnahan.
Banun Harpini menegaskan, bahwa Barantan akan terus mengawal program pemerintah dalam mensejahterakan petani dan melindungi sumber daya dan keanekaragaman hayati baik hewan maupun tumbuhan.