BAGHDAD (Independensi.com) – Pasukan Amerika Serikat mulai mengurangi jumlah tentaranya di Irak setelah pemerintah Irak mengumumkan kemenangan atas kelompok IS, kata seorang juru bicara pemerintah Irak, Senin (5/2/2018) waktu setempat.
Pasukan Irak yang didukung oleh koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat tahun lalu merebut seluruh wilayah yang dikuasai kelompok IS pada tahun 2014 dan 2015, termasuk kota bagian utara, Mosul, yang berfungsi sebagai ibu kota de facto militan.
“Pasukan Amerika Serikat mulai mengurangi jumlah mereka saat kemenangan telah diraih atas Daesh, “kata juru bicara tersebut merujuk pada kelompok militan itu.
“Koordinasi terus berlanjut, untuk memelihara bantuan (Amerika Serikat) kepada pasukan Irak sesuai dengan kebutuhan mereka. ” Amerika Serikat diyakini memiliki sekitar 7.000 tentara di Irak, meski Pentagon hanya mengakui 5.200 tentara. Pasukan tersebut kebanyakan melatih dan memberi saran kepada pasukan Irak.
Dalam sebuah pernyataan, koalisi tersebut mengatakan akan “mengalihkan fokusnya di Irak dari memungkinkan operasi tempur kepada upaya mempertahankan kemenangan militer dari “militan.
“Koalisi akan menyesuaikan pasukan kita untuk berkonsultasi dengan mitra Irak kita guna memastikan kekalahan abadi Daesh, “kata direktur operasi koalisi Brigadir Jenderal Jonathan Braga.
Braga mengatakan meski ada perubahan komposisi pasukan, koalisi akan mempertahankan kemampuan dan kehadiran untuk terus melatih, menasihati dan melengkapi pasukan Irak guna memastikan bahwa kelompok IS tidak muncul kembali.
Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa sementara kelompok IS telah kehilangan sebagian besar wilayah yang pernah dikuasai di Irak dan Suriah, ada kekhawatiran tentang petempur yang tersisa kembali kepada taktik pemberontakan.
Sementara itu menurut Xinhua Pasukan keamanan Irak, pada Januari, menewaskan seorang pemimpin terkenal IS di Provinsi Diyala, Irak Timur, sementara militer Irak mulai mundur dari daerah kota di provinsi tersebut.
Dinas Intelijen Irak, yang bertindak berdasarkan laporan intelijen, menewaskan pemimpin IS di Provinsi Diyala, yang dijuluki Abu Ayed, selama operasi di satu daerah di gugusan Gunung Himreen di sebelah utara Ibu Kota Provinsi Baquba, yang terletak sekitar 65 kilometer di sebelah timur-laut Ibu Kota Irak, Baghdad, kata Sadig Al-Husseini, Kepala Komite Keamanan Provinsi.
Sementara itu, prajurit militer Irak pada Kamis mulai mundur dari kota besar dan kecil di Diyala ke daerah di luar daerah permukiman sejalan dengan keputusan pemerintah untuk mengalihkan fail keamanan ke pasukan polisi, kata Awad Ar-Rubaie, Kepala Komite Keamanan Kota Kecil Abu Saida.
Pasukan militer Irak akan menarik personel dari kota besar dan kota kecil sesuai dengan penilaian situasi keamanan internal mereka setelah memastikan kehadiran pasukan pengganti polisi ditempatkan, tambah Ar-Rubaie. (ant/reuters/eff)