JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (8/2/2018) pagi, melemah 37 poin menjadi Rp13.580 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.543 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis mengatakan dolar AS bergerak menguat terhadap beberapa mata uang kuat dunia termasuk rupiah seiring naiknya yield obligasi pemerintah AS pasca disahkanya anggaran defisit pemerintah AS.
“Naiknya yield obligasi AS menahan laju rupiah meski di dalam negeri terdapat sentimen positif,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa sentimen positif naiknya cadangan devisa Indonesia pada Januari 2018 diharapkan dapat menahan tekanan mata uang domestik lebih dalam terhadap dolar AS.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2018 sebesar 131,98 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2017 sebesar 130,20 miliar dolar AS. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Analis Binaartha Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen positif juga datang dari pernyataan Gubernur BI dimana fundamental perekonomian Indonesia akan terus membaik sehingga dapat menarik minat investasi asing pada 2018.
Di sisi lain, lanjut dia, Kementerian Keuangan juga memastikan bahwa Indonesia akan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah terjalin baik dengan mempertahankan stabilitas kinerja dari APBN. (ant/eff)