JAKARTA (IndependensI.com) – Jembatan penyeberangan orang di Miami, Amerika Serikat, runtuh pada Kamis (15/3/2018) waktu setempat. Sebanyak empat orang dilaporkan tewas.
Jembatan penghubung antara Universitas Internasional Florida (FIU) dan kawasan pemondokan mahasiswa itu baru selesai dibuat pada Sabtu (10/3/2018).
“Kami sudah menemukan lokasi empat korban. Keempatnya tewas,” kata kepala tim pemadam kebakaran Miami-Dade, Dave Downey, seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (16/3/2018) pagi WIB.
Maurice Kemp, deputi wali kota di kawasan itu, mengatakan bahwa tim penolong masih terus mencari orang yang terperangkap di bawah reruntuhan. Setidaknya ada delapan mobil tertimpa beton seberat 950 ton.
“Tim penolong Miami-Dade dan dinas terkait terus berusaha mencari dan menyelamatkan semua korban. Kami berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang,” kata Kemp.
“Kami akan terus melakukannya hingga semua korban ditemukan. Selanjutnya, barulah kami masuk ke tahap penyelidikan dan pemulihan,” ujarnya.
Kepela divisi pertolongan darurat dinas pemadam kebakaran Miami-Dade, Paul Estopinan, mengatakan setidaknya delapan mobil tertimpa reruntuhan. Jembatan nahas ini sudah selesai akhir pekan lalu, jauh lebih cepat dari jadwal seharusnya yaitu awal 2019.
Isabella Carrasco, yang mengaku tiba di lokasi kejadian tidak lama setelah jembatan runtuh, mengatakan kepada stasin televisi CNN bahwa beberapa mobil “benar-benar hancur” dan “debris bertebaran di mana-mana”.
Dia mengaku melihat seorang perempuan berusaha keluar dari mobil yang “gepeng” dan tim penolong yang memberikan napas buatan ke korban lain di jalan.
Saksi mata lain, Lynnell Collins, mengatakan kepada CNN bahwa dia baru mau membelokkan mobilnya ke kanan ketika “seluruh bangunan jembatan runtuh”.
“Melihat kejadian itu, saya ketakutan sendiri. Saya keluar dari mobil dan saya serta beberapa orang lain bergegas ke sana. Kami membantu orang-orang yang mobilnya tertimpa sebagian dan menolong siapa saja yang mudah diselamatkan,” ujarnya.
Dia mengaku melihat dua truk “benar-benar hancur”.
“Kami terkejut dan prihatin dengan peristiwa tragis yang terjadi di jembatan penyeberangan FIU-Sweetwater,” kata pihak universitas dalam pernyataannya.
“Saat ini kami masih terlibat dalam upaya pertolongan dan mengumpulkan informasi.”
FIU membangun jembatan itu karena banyaknya mahasiswa yang nekad menyeberangi jalan yang ramai untuk berangkat ke kampus dari pemondokan atau sebaliknya.
Jembatan ini dibuat menggunakan metode pembangunan modular yang lebih cepat dan praktis.
“Kami terkejut dengan runtuhnya jembatan penyeberangan orang hari ini,” kata FIGG Engineering Group, salah satu perusahaan yang terlibat dalam pembangunan jembatan.
“Kami akan bekerja sama penuh dengan semua pemangku kebijakan dalam meninjau apa yang terjadi hari ini dan mengapa peristiwa ini bisa terjadi. Dalam 40 tahun sejarah kami, belum pernah ada kejadia nseperti ini,” kata perusahaan itu.
Presiden AS Donald Trump menyampaikan simpatinya lewat Twitter. “Terus memantau runtuhnya jembatan FIU – sungguh tragis,” cuit Trump.
“Begitu banyak orang yang bergegas menolong. Terima kasih untuk keberanian kalian. Terus doakan semua yang terdampak,” ujarnya.
Jembatan runtuh adalah peristiwa yang jarang terjadi di AS meski banyak yang berisiko ambruk karena usia tua. Peristiwa paling mematikan di negara itu abad ini adalah runtuhnya jembatan selebar delapan jalur di Minneapolis, Minnesota pada 2007 yang menewaskan 13 orang.