JAKARTA (Independensi.com) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (23/3/2018) pagi bergerak melemah sebesar sembilan poin menjadi Rp13.772 dibanding posisi sebelumnya Rp13.763 per dolar AS.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis merespon pengumuman kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
“Volatilitas rupiah diperkirakan cenderung terbatas ke depannya menyusul outlook kenaikan suku bunga The Fed sesuai dengan estimasi pasar sehingga kondisi itu dapat meredam dana keluar dari dalam negeri,” kata Nico Omer.
Ia mengemukakan The Fed mengindikasikan tiga kali kenaikan suku bunga pada tahun ini. The Fed juga menyatakan akan berhati-hati untuk mempertimbangkan kelanjutan langkah menaikkan suku bunga selanjutnya.
Sementara itu, analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong menambahkan bahwa dolar AS bergerak terbatas setelah kabar mengenai Presiden AS Donald Trump akan memberlakukan kenaikan tarif impor kepada Tiongkok hingga 60 miliar dolar AS.
“Situasi itu memicu kekhawatiran perang dagang yang akhirnya dapat menahan perekonomian AS sendiri,” kata Luman Leong.
Dari dalam negeri, lanjut dia, secara umum fundamental ekonomi Indonesia juga relatif masih kondusif, meski tidak serta merta direspon pelaku pasar, namun potensi pembalikan arah mata uang rupiah ke area positif masih cukup terbuka. (ant)