JAKARTA (Independensi.com) – Mulai tahun 2018, Pemerintah RI mencanangkan akan memandirikan bawang putih skala nasional sebagai salah satu komoditas strategis nasional.
Demikian dalam keterangan pers kepada Independensi.com, Sabtu (24/3/2018).
Oleh karenanya, untuk menjadi mandiri maka diperlukan luas lahan dan kesiapan pendukung dari komponen perbenihan. Balitbangtan yang merupakan unit eselon 1 di bawah Kementerian Pertanian, mendapat mandat untuk mendukung dan menyediakan benih bawang putih mendukung perluasan areal tanam bawang putih.
BPTP Jateng sebagai ujung tombak Balitbangtan dalam melaksanakan mandat tersebut, mulai tahun 2017 telah melakukan kegiatan perbenihan bawang putih yang difokuskan di sentra pengembangan bawang putih di Jateng salah satunya yaitu di Kab. Temanggung seluas 20 hektare, yang ditempatkan di 3 Desa antara lain Desa Glapansari Kec. Parakan, Desa Petarangan serta Desa Kruisan Kec. Kledung.
Dari kegiatan perbenihan di Kab. Temanggung ini diharapkan, dengan produksi calon benih rata-rata >4 ton per hektare, akan dihasilkan minimal sekitar 80 ton benih bawang putih dari dan akan didistribusikan ke sentra bawang putih di Jateng yaitu Kab. Magelang, karanganyar, Tegal, Pemalang, Batang dan beberapa Kabupaten lain yang terindikasi memiliki daerah pegunungan dengan kondisi agroekosistem yang relatif sama.
Terkait program pemerintah dalam menuju swasembada bawang putih, sejak mulai dari kegiatan perbenihan ini, terlihat respon dan antusias yang tinggi dari komunitas petani yang dulu pernah mengembangkan bawang putih menjadi kembali bersemangat untuk mengembangkan bawang putih, karena mereka mengenang masa kejayaan bawang putih di wilayah Kab. Temanggung.
Harga bawang putih yang kompetitif dan ketersediaan benih oleh kelompok tani sendiri yang sudah tersertigikasi, mendoronh para petani saling berlomba untuk kembali mencoba mengembangkan bawang putih untuk meningkatkan ekonomi wilayah dan mendukung cita-cita pemerintah yang akan memandirikan bawang putih nasional.
Dalam kegiatan perbenihan ini tidak hanya terkait dengan produksi benih semata, akan tetapi juga menawarkan dan mensosialisasikan konsep pengembangan perbenihan bawang putih yang ramah lingkungan, diantaranya dengan mempraktekkan penggunaan agensi hayati untuk pengendalian hama penyakit tanaman.
Selanjutnya, karena fenomena pertanaman bawang putih eksisting memiliki karakter varietas yang dapat dikatakan masih campur baur, oleh karenanya perlu diberikan pembelajaran bagaimana untuk memurnikan varietas yang ditanam, sehingga produktivitas dapat dikontrol, waktu tanam dapat dikendalikan dan panen serta hasil dapat dikelola dengan baik untuk keberlanjutan pengembangan bawang putih.