Tol Bocimi Dukung Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat Selatan

Loading

BOGOR (IndependensI.com) – Kehadiran Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) sepanjang 54 km dapat menjadi jalan alternatif menuju Jawa Barat bagian Selatan terutama bagi angkutan logistik yang selama ini harus berhadapan dengan kemacetan pada ruas jalan Ciawi-Cigombong-Cicurug-Cibadak. Semakin lancarnya konektivitas diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah Sukabumi serta mendukung kawasan wisata Pelabuhan Ratu.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Minggu (8/4/2018), meninjau lokasi pembangunan Tol Bocimi Seksi I Ciawi-Cigombong. Pembangunan Tol Bocimi dibagi menjadi empat seksi, antara lain Seksi I Ciawi-Cigombong 15,3 km, Seksi II Cigombong- Cibadak 11,9 km, Seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 13,7 km, serta Seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13 km.

“Kita harapkan bulan Juli 2018, dari Ciawi sampai Cigombong sepanjang 15,3 km sudah dibuka. Penyelesaian akan dilanjutkan dari Cigombong sampai Cibadak ditargetkan selesai pada 2019. Sedangkan untuk sampai Sukabumi Timur akan selesai tahun 2020. Beroperasinya tol dari Ciawi sampai Cigombong saja sudah mengurangi kemacetan yang lumayan besar. Apalagi nanti akan selesai sampai Cibadak, karena saat ini paling macet ada di Cibadak,” kata Presiden

Pembangunannya menggunakan dana investasi badan usaha jalan tol (BUJT)  PT Trans Jabar Toll dengan saham mayoritas dimiliki oleh PT Waskita Toll Road dengan nilai investasi sebesar Rp 15,95 triliun.

Sementara itu Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan pengerjaan Tol Bocimi tidak mudah karena topografinya merupakan pengunungan dengan risiko pergerakan tanah yang cukup tinggi, seperti Tol Cipularang. Selain itu curah hujan yang tinggi juga menjadi tantangan. Menurut laporan pekerja dilapangan, lebih dari 60 persen pekerjaan dilakukan pada saat hujan turun. “Progres konstruksi fisik Ciawi-Cigombong telah mencapai 77,39 persen dan  pembebasan lahannya 98,55%. Jika Juli 2018 beroperasi, maka ruas ini bisa digunakan secara fungsional pada arus mudik Lebaran di bulan Juni 2018 nanti,” kata Menteri Basuki. Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, dan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna.

Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan jika jalan Puncak I dan II difungsikan untuk akses menuju kawasan wisata, maka Tol Bocimi akan menjadi jalan alternatif yang terkoneksi dengan Jalan Lintas Selatan Jawa. Tol Bocimi akan memangkas jarak dan waktu tempuh Bogor-Sukabumi yang berjarak sekitar 67 km bila melalui jalan arteri, dari semula sekitar 5 jam menjadi sekitar 1-2 jam saja.

Kepala BPJT Herry TZ  mengungkapkan, pembangunan Tol Bocimi akan dilanjutkan hingga Ciranjang dan Tol Padalarang. Saat ini masih dalam tahap perencanaan untuk kemudian tahap penetapan lokasi. (***)