Berastagi (IndependensI.com) – Kebijakan pemerintah pusat untuk mendorong kemajuan industri pariwisata di seluruh wilayah Indonesia tampaknya tidak berlaku bagi Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Ketika semua pemerintah daerah sedang gencar membangun dan memperbaiki fasilitas pariwisatanya, di Kabupaten Karo sepertinya biasa-biasa saja, bahkan dapat dikatakan mengalami sebuah kemunduran.
Salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan selama ini adalah obyek wisata alam air panas di kaki Gunung Sibayak, Kabupaten Karo, tepatnya di Desa Semangat Gunung, Doulu. Pesona keindahan obyek wisata alam air panas tersebut luar biasa, apalagi didukung udara yang segar.
Tak heran jika destinasi wisata alam yang di bentangi pemandangan alam Gunung Sibayak ini menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung. Air panas yang mengeluarkan aroma belerang akan tercium menyengat begitu mendekati lokasi. Pemandian alam air panas pun muncul seperti jamur dimusim hujan di hampir semua tempat di sini.
Namun, sangat disayangkan akses jalan menuju tempat destinasi wisata itu tidak mendukung dan jauh dari sebuah fasilitas obyek wisata. Selain jalanan menuju lokasi sempit, berkelok dan berlubang-lubang mirip kubangan kerbau akibat tergenang air.
Buruknya akses jalan tersebut sangat menyulitkan para pelancong yang ingin berwisata di objek wisata tersebut. Seperti dituturkan Rudy Putra, salah satu wisatawan yang berasal dari Jakarta kepada wartawan Sabtu, (21/04/2018) di lokasi wisata tersebut mengatakan sangat senang dengan indahnya penggunungan alam Gunung Sibayak. Juga pesona pemandian air panas di Desa Semangat Gunung, Berastagi yang selama ini tidak pernah ia temukan di tempat wisata alam lainnya.
Rudy mengeluhkan akses jalan menuju wisata tersebut yang berlubang-lubang, becek dan sempit sehingga seharusnya perjalanan dari Kota Berastagi bisa di tempuh hanya dengan 30 sampai 45 menit, sekarang menjadi 90 menit.
“Saya sangat senang dengan keindahan alam wisata Desa Semangat Gunung ini. Saya baru pertama kali saya lihat wisata alam yang indah seperti ini, tapi kok akses jalan menuju wisata ini buruk, sempit, terjal dan berlubang-lubang? Pemerintah daerah tidak fokus untuk tidak perbaiki jalan menuju obyek wisata di sini,” katanya.
Pendapat senada juga disampaikan Iwan Sitepu, salah satu pemerhati wisata yang juga seorang aktifis lingkungan. “Dinas Pariwisata Kabupaten Karo sepertinya tidak peduli, padahal darah lain berlomba-lomba membenahi obyek wisata di daerahnya,” kata Irwan.
Kepada Independensi.com Irwan menambahkan, jika pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Pariwisata Tanah Karo dapat melihat dan menata potensi wisata sebagai salah satu ikon wisata alam tentunya sangat bermanfaat bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, tentunya bisa menunjang perekonomian masyarakat.
“Kalau ditata dengan bagus banyak dampak positifnya bagi peningkatan ekonomi rakyat. Seperti di bangunnya tempat-tempat penginapan, tempat jual aneka souvenir khas Tanah Karo, sarana untuk jual hasil bumi seperti buah dan sayur mayur juga tempat-tempat kuliner, warung cofee lesehan dan sebagainya,”jelas iwan.
Menurut Iwan, Dinas Pariwisata Karo harus punya inisiatif dan kreatif dalam membangun dan mengembangkan potensi obyek wisata alam di Kabupaten Karo. Perbaikan akses jalan menuju semua lokasi obyek wisata harus diprioritaskan. “Kalau sekarang ini sangat memalukan. Sudah jalannya rusak dan tidak layak, malah uang retribusi tetap dipungut. Apa Pemda Karo tidak malu kepada para wisatawan yang berkunjung ke lokasi obyak wisata tersebut,” kata Irwan. (Daris)