BALI (IndependensI.com) – Pasangan calon Gubernur Bali nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra – Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) diundang Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali pada Senin (11/6/2018) untuk memaparkan visi dan misi.
Bertempat di Restoran Hongkong Garden, Sanur kehadiran Mantra-Kerta disambut antusias pengurus dan anggota INTI Bali. Hal ini terlihat dari keseriusan para pengurus dan anggota INTI mendengarkan pemaparan visi Nawacandra. Bahkan beberapa di antaranya berfoto bersama dengan salam dua jari.
Dalam kesempatan ini sejumlah anggota INTI yang hadir menanyakan komitmen Mantra-Kerta menolak reklamasi Teluk Benoa dan masalah keseimbangan pembangunan Bali Selatan dan Utara.
“Saya nonton saat debat kandidat pada sesi terakhir pak Rai Mantra sampaikan tolak reklamasi, seperti apa sebenarnya komitmen itu,” tanya Wayan Suta, anggota INTI Bali.
Menanggapi hal tersebut Rai Mantra menjelaskan komitmen tolak reklamasi bukanlah sesuatu yang baru. Jauh sebelumnya yakni pada 2014 silam, pihaknya sebagai Walikota Denpasar telah menyurati Kementerian Perikanan dan Kelautan sebagai bentuk penolakan pada reklamasi Teluk Benoa.
Pada Mei lalu Mantra-Kerta menandatangani kontrak politik menolak reklamasi. Bahkan Mantra-Kerta menyurati Presiden Jokowi mengenai aspirasi rakyat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa. “Sejak 2014, kami sudah menolak reklamasi. Hal tersebut sesuai dengan rekomendasi PHDI dan kajian Universitas Udayana,” kata Rai Mantra.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Ketua INTI Bali Sudiarta Indrajaya mengatakan pihaknya telah mengundang 2 pasangan calon yang bertarung di Pilgub Bali. Hal ini dilakukan agar anggota INTI mengetahui apa program yang diusung masing-masing paslon. “Acara ini digelar bertujuan agar seluruh anggota INTI Bali mengenal paslon di Pilgub Bali dan bisa menentukan pilihan,” kata Indrajaya.
Hal ini tidak lepas dari keberadaan INTI Bali sebagai organisasi kemasyarakatan yang senantiasa mengambil bagian dalam dinamika sosial. Sebagai warga Indonesia anggota INTI bertanggung jawab mensukseskan jalannya hajatan Pilkada.
Seluruh paslon menurutnya adalah putra-putra terbaik yang mendapat kesempatan memimpin Bali. “Pada 27 Juni nanti sebagai warga negara Indonesia kita harus bertanggung jawab menggunakan hak politik kita untuk memilih putra-putra terbaik Bali,” ujarnya. (hidayat)