TANGERANG SELATAN (Independensi.com) – Pemda Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi pemasok terbesar bibit anggrek di wilayah Jabodetabek. Untuk mengurangi ketergantungan akan bibit impor maka dipandang perlu memberikan pembekalan kepada pelaku agribisnis anggrek, terutama para petani/penangkar dengan sentuhan inovasi baru sehingga apa yang ditampilkan dan dijual nantinya dapat lebih variatif serta mengikuti perkembangan jaman dan selera konsumen.
Kementan melalui Balitbangtan dapat memberikan dukungan teknologi baik berupa varietas unggul maupun teknologi mikropropagasi.
Dalam rangka itu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tangerang Selatan mengadakan acara Pelatihan Teknik Pembesaran dan Pembungaan Anggrek pada 21-25 Juni 2018 di Aula Balai Penyuluhan Pertanian dengan salah seorang narasumber peneliti bioteknologi invitro dari BB Biogen, yaitu Yati Supriati. Acara tersebut dihadiri oleh Set Distan Tangsel, Kasie Pertanian Bidang Pertanian dan Peternakan, dan Ketua KTNA Tangsel.
Pelatihan diikuti oleh 50 orang peserta yang merupakan pehobi, petani/penangkar, dan pedagang anggrek. Para peserta sangat antusias mengikuti acara tersebut. Banyak pertanyaan dilontarkan, seperti oleh Bpk Milin, Mawan, Davi, Cahyo, Bu Dewayanti, juga Pak H. Fahmi (Ketua KTNA). Pak Toto bahkan berminat menjadi penyilang anggrek dan siap berkolaborasi dengan BB Biogen untuk perbanyakan dengan teknik mikropropagasi hibrida hasil silangan tersebut.
Sesuai dengan agroklimat wilayah Tangsel, Yati Supriati menyarankan supaya lebih fokus menggarap anggrek Dendrobium, selain Vanda Douglas yang telah menjadi andalan Tangsel. Untuk mewujudkannya, sebaiknya itu digarap bersama-sama, seperti membentuk kampung anggrek. Nilai keunggulannya, tidak hanya terbatas pada penjualan bibit, tanaman, dan bunga anggrek potong, namun juga bisa diperoleh dari agroeduwisata.