JAKARTA (IndependensI.com) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menerangkan jika pemuda menjadi potensi wirausaha baru yang sangat menjanjikan.
Terbukti, animo pemuda dalam berwirausaha saat ini sangat tinggi. Besarnya keinginan menjadi wirausaha, diungkapkan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Imam Gunawan, didasari ingin hidup lebih maju. Hanya saja, kurangnya keberanian untuk mengambil risiko.
Pengambilan risiko cukup penting dalam berbisnis, terutama saat bisnis yang dilakoni berada di ambang kerugian. Sebab, calon wirausaha harus percaya diri, bisa melihat peluang bisnis, kreatif dan inovatif, serta manajemennya benar.
“Ini kita lihat, dari animo masih banyak yang menghubungi saya secara langsung terkait perndaftaran masih bisa atau tidak. Sementara jumlah pendaftar sudah ada 2500 dan hanya diambil 800. Dari segi animo memang sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk pelatihan penumbuhan minat kewirausahaan ini dan materi dasar yang dibutuhkan seseorang yang akan ditumbukan minatnya akan selesai dan akan lanjut ketahapan kedua dimana pembekalan materinya tentu saja akan semakin tajam,” terangnya di sela-sela Pelatihan Penumbuhan Minat Kewirausahaan di Kalangan Pemuda 2018, Batch 8, ruang Teater Wisma Kemenpora, Kamis (30/08/2018) pagi.
“Lalu pada tahapan kedua ini, terdiri dari mereka-mereka yang
yang tersaring ke tahapan kedua ini bahwa dari mitra kerja kita dan yang sudah tersaring dari batch1 sampe ke 4 ini ke tahapan kedua, seperti sama sama kita tahu bahwa dari mitra kerja kita yakni sahabat UMKM yang menggelar festival di Taman Ria dan ada di sekitar 18 peserta penumbuhan minat ini lolos dalam kualifikasi pemilihan produknya sebagai peserta festival Asian Games yang terdiri dari kuliner dan fashion hingga 2 September nanti,” sambungnya.
Dikatakannya lagi, yang terpenting dari wirausaha yakni tentukan segmentasi dan terus introspeksi. Apalagi, peluang bisnis pun bisa didapatkan dari mana saja. Misalnya, peka untuk melihat tren maupun fenomena di masyarakat. Selain itu, harus mengetahui keinginan serta kebutuhan masyarakat.
“Pelatihan ini menurut kami cukup sukses dari sisi perekrutan, kemudian dari sisi kurikulum yuang digunakan dan juga dari sisi penyeleksian tahapan-tahapan itu cukup sukses sehingga kota bisa bersama-sama mitra kerja kita bisa memilih orang-orang yang memilki produk yang layak meskipun dalam tingkat pameran. Kemudian dari hasil pemantauan dari mitra kami yang beerada dilapangan bahwa para peserta mendapatakan omset yang cukup besar mencapai 80 persen produk tersebut terjual,” ujarnya.
“Tentu ini menjadi tanda bahwa metode-metode pelatihan yang kita berikan selama ini cukup efektif dalam melahirkan sosok wirausaha yang baru atau meningkatan skill-nya agar dapat lebih sukses lagi kedepannya. Kami sudah mendapatkan kepastian dari Deputi dimana akan ada banyak dari alumni yang akan banyak mendapatkan akses permodalan Rp15 juta per anak tersebut. Karena dari sisi kualitasnya sudah bagus dan telah dilihat langsung Deputi saat di lapangan dan bilang kepada saya kebijakannya untuk kalo bisa sebanyak mungkin dapat memberikan fasilitas permodalan yang awalnya hanya untuk para pemuda yang sudah memulai usaha dan rencananya kami juga akan berikan kepada para pemuda yang baru mau memulai usahanya,” tuturnya.
Lebih jauh disampaikan Imam, Kemenpora memiliki kesempatan untuk mengamati apakah metode training ini juga untuk mengatarkan seseorang yang belum memulai usahanya untuk segera memulai usahanya setelah menerima fasilitas modal dari Kemenpora.
Kuota peserta yang hanya diberikan Rp15 juta kepada 100 orang pun akhirnya akan ditingkatkan, namun untuk tahun ini prioritas kami tetap 100 peserta yang menerima fasilitas pendanaan. “Tapi tidak menutup kemungkinan bagi para peserta yang lolos dari kualifikasi kami akan dialokasikan untuk tahun berikutnya,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, juga dihadiri Ketua Panitia sekaligus Kabid Pemetaan Kewirausahaan di Kemenpora, Sutrija, Perwitasari selaku Kasubbid Pemetaan Bidang Penelusuran dan Pemetaan Potensi Kewirausahaan Pemuda, Ruskomalasari, lalu narasumber Afiat Rasyid Rustamadji, Sekretaris BPD DKI Jakarta Komunitas Sahabat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Freddy Tanudjaja dan Anggie Intan Mokoginta.(bm)