Kementan Dorong Pengembangan Cluster Kawasan Jeruk di Bali

Loading

BALI (IndependensI.com) – Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan pemerintah mendorong pengembangan cluster kawasan Jeruk di Bangli, Badung dan Gianyar  yang merupakan komoditas unggulan Kabupaten Bangli Propinsi Bali. Jeruk Siam Kintamani memiliki keunggulan warna kuning, rasa nano nano manis madu dan ada sedikit asam,  kulit tebal dan mudah di kupas.  Tanaman ini berbuah mulai umur 3 tahun. Komoditas ini memegang peran penting mengangkat perekonomian dan kesejahteraan petani.

“Kami terus mendorong  agar lebih giat lagi mempromosikan budidaya jeruk baik skala cluster maupun skala pekarangan. Potensi pasar masih terbuka,” ungkapnya saat berkunjung ke Desa Bayunggede Kecamatan Kintamani, Bangli, Rabu 05/09/2018).

Sementara Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli, Wayan Sukartana  menjelaskan bahwa luas pertanaman  jeruk 5.020 hektare, Jenisnya meliputi Jeruk Siem Kintamani, Jeruk Selayar dan Lainnya.

“Sentra utama jeruk tersebar di Kecamatan Kintamani, Bangli dan Tembuku dan Susut. Kini sudah berkembang 15 lokasi wisata agro, ujarnya

“Bulan lalu panen raya dan sekarang masih banyak tanaman berbuah. Sudah berkembang usaha pembibitan dan penangkaran.  Pasarnya lokal di sini, hotel dan supermarket,” imbuhnya.

Menurut Wayan Sugiarto Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Bali mengatakan Bali memiliki unggulan buah jeruk, salak dan manggis. Bahkan manggis siap diekspor ke China.

“Juga sebagai sentra sayuran cabai, bawang merah, tomat, kubis dan lainnya berada di Bangli, Tabanan dan lainnya,” tuturnya.

Gede Manuabe, Penyuluh Pertanian Kecamatan Kintamani mengatakan salah satu kelompok tani jeruk yakni Kelompok Tani Pertiwi mengembangkan jeruk 20 hektar dengan produksi 50 kg per pohon. Setiap hektar ditanami 800 hingga 1000 pohon.

“Ini umur tanaman sudah 13 tahun tetap subur berbuah lebat karena dipupuk dan dirawat dengan baik,” jelasnya.

Harga jeruk siam di kebun Rp 10.000 perkg. Sementara biaya produksi Rp 3.000 perkg.

“Lumayan bagus, pasarnya juga lancar ke pasar lokal dan supermarket. Silakan wisatawan berkunjung dan petik jeruk,dijamin akan puas dan senang,” akuinya.