JAKARTA (IndependensI.com) – Aktivitas Gunungapi Soputan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) masih mengeluarkan awan panas dan gemuruh.
Berdasarkan Pengamatan Pos Penjagaan Soputan, awan panas terlihat hingga pukul 04:09 Wita, arah ke timur laut, dengan jarak luncur tidak teramati.
“Letusan stromboli masih terlihat dengan estimasi tinggi 100-200 meter. Sedangkan kegempaan Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 20-41 mm (dominan 41 mm),” ungkap petugas Pengamatan Pos Penjagaan Soputan, Asep Saefuloh, Kamis (4/10/2018).
Asep menyebutkan, dari visual tampak gunung masih jelas. Asap kawah bertekanan lemah, sedang, hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal dan tinggi 2000-2500 meter di atas puncak kawah.
“Masih terdengar suara gemuruh dengan lemah-sedang hingga kuat dari lapangan ke pos,” jelasnya.
Dia menyarankan agar masyarakat tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius 4 km dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Baratdaya sejauh 6,5 km dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
Apalagi, kata dia, telah terjadi lagi erupsi Gunung Soputan, pukul 06:36 Wita dengan tinggi kolom abu teramati ±1.500 meter di atas puncak (±3.309 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah barat daya dan barat.
Sementara itu, Danan Suseno, Air Traffic Controller at AirNav Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia memastikan penerbangan di Bandara Sam Ratulangi masih relatif aman karena sampai saat ini arah hembusan debu vulkanik dengan arah menjauh dari bandara.
“Memang diperlukan manuver khusus utk menghindari area hembusan debu vulkanik, baik saat akan mendarat maupun setelah tinggal landas,” jelasnya.(budi/ist)