JAKARTA (Independensi.com) – Mangga gedong gincu terkenal di Tanah Air maupun manca negara.
Ikon kota Cirebon itu merupakan salah satu jenis buah unggulan daerah yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat sekitar wilayah sentra produksi.
Sentra utama tersebar di Kecamatan Sedong, Kecamatan Greged, Kecamatan Beber, Kecamatan Lemah Abang, Kecamatan Astanajapura, Kecamatan Sumber dan Kecamatan Dukupuntang.
Mangga gedong gincu memiliki ciri yang khas berbentuk bulat. Kulit buah berwarna coklat hingga orange saat matang. Daging buah saat matang kuning kemerahan dengan bobot rata-rata 200 – 250 gr per buah. Musim panen raya antara Oktober hingga Desember. Musim panen sedang antara Juli hingga September sedangkan panen di luar musim (off season) antara bulan April hingga Juni.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, jumlah tanaman mangga yang menghasilkan 2017 adalah 727.1Q09 pohon sedangkan produksi mangga pada tahun 2017 sebesar 384,17 ton.
Pasar mangga gedong gincu sudah berhasil masuk ke berbagai segmen pasar baik pasar induk seperti pasar induk Cibitung, Muara Angke, Caringin, Kramat Jati, perdagangan antar pulau di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, pasar modern seperti Carefour, Aeon bahkan telah di ekspor ke beberapa negara seperti Kuwait, Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan lain sebagainya.
Dalam rangka menghindari resiko kehilangan hasil akibat rusak atau terlalu matang (busuk), yang pada gilirannya dapat merugikan petani, kini banyak perusahaan olahan yang menggunakan mangga gedong gincu sebagai bahan baku utamanya. Beberapa produk yang dihasilkan seperti roll cake mangga, strudel mangga, olahan puree dan lain sebaginya.
Di Cirebon sendiri terdapat satu perusahaan kue yang setiap harinya memesan mangga sebanyak 1 kuintal yang dibeli dari petani di desa Sedong Sindang dan sekitarnya. Dari bahan baku utama ini mampu menghasilkan 50 box roll cake mangga, 50 box strudel mangga dan lapis legit.
Ali Efendi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mendukung kehadiran perusahaan pengolahan berbahan baku mangga. Dirinya juga mengundang pelaku usaha lain melakukan hal serupa.
“Saya mengundang pelaku usaha lain untuk mendirikan perusahaan olahan berbahan baku mangga guna lebih menjamin pemasaran produk mangga gedong gincu di Kabupaten Cirebon dan sekitarnya,” jelas Ali.
Sarwo Edhy, Direktur Buah dan Florikultura menyambut baik tumbuhnya perusahaan olahan yang menggunakan mangga sebagai bahan baku utamanya sehingga dapat menambah alternatif pasar dan menampung hasil panen yang tidak laku dijual karena rusak atau busuk.
“Saya menyambut baik tumbuhnya perusahaan olahan yang menggunakan mangga sebagai bahan baku utamanya sehingga dapat menambah alternatif pasar dan menampung hasil panen yang tidak laku dijual karena rusak atau busuk,” tutup Sarwo.