JAKARTA (IndependensI.com) – DR. TGH. Muhammad Zainul Majdi, LC, MA, atau Tuan Guru Bajang menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan tim Gerakan Tangkal Fitnah (GTF), Tim Kampanye Nasional Jokowi Maruf Amin di Jakarta (7/2/19) Kamis siang.
Tim GTF TKN mengungkapkan hoax perihal agama kembali dimunculkan dalam pekan ini di sejumlah tempat. Dalam sepekan ini telah diviralkan seolah-olah telah terjadi pembobolan masjid dan perusakan Al-Qur’an di sebuah masjid di Surakarta untuk membakar emosi umat.
Padahal kejadian yang sebenarnya adanya anak-anak yang bermain-main di dalam masjid yang menyebabkan Al-Qur’an jatuh dari lemari dan berserakan di lantai. Hoax yang memainkan sentimen agama dengan tujuan mengadu domba masyarakat itu diidentifkasi telah dan akan terjadi di sejumlah titik di Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Barat, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta.
Tuan Guru Bajang mengingatkan, hoax bersentimen agama yang muncul dalam pekan ini bertujuan menghasut umat. “Awas, hoax agama yang sedang dan akan dimainkan menjelang pilpres ini, akan memecah belah masyarakat. Sampaikan dan ingatkan ke sekeliling kita, keluarga, teman, saudara dan tetangga kita, supaya hoax itu tidak efektif untuk mengadu domba. Supaya kita semakin kebal hoax,” ungkapnya.
TGB yang didampingi Dr. Hendrasmo, MA dan Gus Syihabuddin Asfa dari Direktorat Program TKN Jokowi Kiai Ma’ruf Amin, juga mengingatkan supaya masyarakat mewaspadai hoax. “Jangan sampai pola ini membuat Indonesia seperti Syria. Di Syria. Hoax awalnya diciptakan untuk membenci Pemerintah, selanjutnya menyebabkan perang saudara.”
“Saya mengetuk pintu hati masyarakat Indonesia, sesama umat Islam, sesama anak bangsa, apapun latar belakang partai Anda, berhentilah memproduksi atau menyebarkan hoax. Dalam ajaran agama, khususnya Islam, Allah SWT telah mengingatkan kita tentang betapa bahayanya kebohongan, dampak destruktifnya bagi masyarakat, sebagaimana diulas di Ayat An-Nur, ayat 11-20,” imbuhnya.
Pekan lalu tim Gerakan Tangkal Fitnah (hoax) TKN mengungkapkan adanya pola-pola disinformasi yang dilancarkan untuk melakukan pembunuhan kharakter terhadap pasangan Jokowi-Amin. Disinformasi ternyata memiliki pola-pola khusus yakni sebagai semburan hoax alias kebohongan karena bersifat masif, dengan menggunakan berbagai kanal dan endorser, dilakukan secara berulang-ulang, dan tanpa malu meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.
Hoax yang disampaikan ke publik secara berulang-ulang itu yakni hoax PKI/Komunis, Kriminalisasi Ulama, TKA Asing-Aseng, Utang Luar Negeri, perihal Pengagguran dan Harga Barang Mahal serta tentang buruknya penyelenggaran pemilu.