YOGYAKARTA (IndependensI.com) – Calon presiden (capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, perpolitikan di Indonesia lebih sulit dibandingkan perang. Menurutntya, dalam perpolitikan berkata bohong adalah hal yang biasa. Sikap ini tentu bertolak belakangan dengan pengalaman yang dia dapatkan selama berkecimpung di dunia militer.
“Dulu (saat di TNI) diajarkan perang. Enggak tahu (ternyata) politik lebih sulit dari perang, apalagi politik di Indonesia,” katanya saat menyampaikan pidato kebangsaan dalam acara “Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI/Polri” di Grand Pacific Hall, Sleman, Rabu (27/2/2019).
“Politik di Indonesia itu dari 15 politisi, yang bohong 16 (politisi). Jadi aneh, rupanya bohong itu biasa. Kami di tentara oleh senior-senior kami digembleng lurus, A ya (dikatakan) A, B ya (dikatakan) B,” kata mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus ini.
Dalam kesempatan itu, Prabowo kemudian meminta maaf kepada mantan Gubernur Jateng Letjen TNI (Purnawirawan) Bibit Waluyo. Pasalnya pada Pilgub Jateng 2013, Partai Gerindra tidak mengusung Bibit.
Kala itu, Prabowo mengakui masih belum mengenal politik dan masih dalam tahap belajar berpolitik. “Jadi waktu itu Pak Bibit mau maju, saya tanya orang-orang saya di Semarang, bagaimana kita dukung Pak Bibit? Dia dulu senior saya, dia panglima yang hebat, (dijawab) Pak, Pak Bibit tidak punya uang,” kata Prabowo.
“Saya berdosa, harusnya saya katakan biar tidak punya uang, kita dukung, maaf Pak Bibit saya yang salah, saya malu. Rupanya di Indonesia ini banyak pat gulipat, kong kalikong, tipu menipu,” kata Prabowo.
Acara “Prabowo Menyapa Masyarakat dan Purnawirawan TNI/Polri” itu dihadiri ratusan purnawirawan TNI/Polri di Jateng dan DIY. Dalam acara itu para purnawirawan tersebut melakukan deklarasi untuk mendukung pasangan Capres-Cawapres Nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.