Pengamat politik dari Analis Indopoll Research and Consultan Dr Andi Yusran

Pengamat: Kasus Narkoba Andi Arief Pengaruhi Elektabilitas Demokrat di Pemilu 2019

Loading

Jakarta (Independensi.com)
Pengamat politik dari Analis Indopoll Research and Consultan Dr Andi Yusran mengatakan kasus Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief yang  terjerat narkoba bakal berdampak terhadap elektabilitas partai Demokrat dalam Pemilihan Umum 2019.
“Tentu akan mempengaruhi elektabilitas partai Demokrat. Karena Andi Arief dikenal sebagai salah seorang fungsionaris dan bahkan ‘tim inti’ dari Partai Demokrat,” kata Andi Yusran kepada Independensi.com, Senin (4/3/2019).
Dikatakannya juga kasus tersebut menjadi kontraproduktif setelah berbagai upaya dilakukan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mengembalikan citra positif partai dimata pemilih.
Masalahnya, tutur dia, partai  tersebut pernah ‘babak belur’ akibat kasus korupsi dari sejumlah kader dan pengurus partai seperti M Nazaruddin, Angelina Sondakh dan yang lainnya.
Padahal, kata Andi Yusran, sebenarnya citra positif partai Demokrat dalam dua tahun terakhir semakin baik sebagai efek positif dari pergerakan Agus Harimurti Yudhoyono dalam menghadapi Pilkada DKI dan Pilpres 2019.
Dia menepis kasus Wakil Sekjen Demokrat tersebut akan juga mempengaruhi elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi yang didukung Demokrat. “Kasus Andi Arief tidak signifikan mempengaruhi elektabilitas Paslon Prabowo Sandi, karena dua hal ” tutur dosen S2 ilmu politik pada Universitas Nasional ini.
Pertama, kata dia, posisi Andi Arief dalam hubungan yang kurang harmonis dengan kubu Prabowo Sandi akibat tuduhan dana mahar politik Rp1 triliun serta sebutan jendral kardus dari yang bersangkutan kepada Prabowo.
“Karena kasus tersebut Andi Arief bukan tim pemenangan Prabowo Sandi. Kondisi tersebut dipersepsikan publik kalau dia bukan bagian dari paslon 02,” kata Andi Yusran.
Sedangkan yang kedua, tuturnya, Partai Demokrat juga tidak dalam posisi sebagai partai yang berada digarda terdepan pendukung paslon 02 sebagaimana posisi PKS atau Gerindra. “Sehingga efek pengaruhnya juga sangat sangat minimal atau bahkan nihil,” ucapnya.(M Juhriyadi)