Alumni SMA Yogyakarta Deklarasi ‘Nyawiji Ngancani Jokowi’

Loading

SLEMAN (IndependensI.com) – Ribuan orang yang mengatasanamkan diri alumni SMA Yogyakarta Sabtu (9/3/2019) menggelar deklarasi dukungan pada pasangan calon presiden 01, Jokowi-Amin di lantai 3 Sleman City Hall (SCH). Mengusung tajuk ‘Nyawiji Ngancani Jokowi’, para alumni SMA tersebut bertekad memenangkan Jokowi-Amin di pemilihan presiden 17 April 2019 mendatang.

Beberapa tokoh hadir untuk menyampaikan orasi di hadapan para peserta. Idham Samawi mengawali penyampaian orasi diikuti kemudian seniman Djaduk Feriyanto, J Kristiadi dan Ahmad Zubair hingga Butet Kartarajasa.

Dalam orasinya, Idham yang juga bagian Tim Kemenangan Nasional (TKN) mengungkap bahwa sosok Jokowi benar-benar dibutuhkan bangsa Indonesia. Menurut dia, di masa kepemimpinan periode pertama, Jokowi telah menunjukkan keseriusan memperbaiki bangsa diantaranya melalui peninjauan ulang kontrak karya perusahaan asing di Indonesia juga tax amnesty.

“Pak Jokowi mendapat banyak musuh dari orang-orang yang ketakutan, seperti pemegang kontrak karya asing, hingga pengemplang pajak yang menaruh uangnya di luar negeri. Di saat seperti itu, Jokowi dituduh malah pro asing,” ungkap Idham.

Idham pun memberikan apresiasi tinggi pada alumni SMA Yogyakarta yang mendeklarasikan dukungan secara mandiri tanpa permintaan dukungan dana pada TKN. “Biasanya orang akan bawa proposal dana Rp 4 miliar untuk buat acara atau deklarasi, tapi alumni SMA Yogyakarta ini nol, tidak ada. Kaos juga mereka bayar, ke sini juga dana sendiri, ini luar biasa dan dari hati menurut saya,” tegasnya.

Sementara Butet Kartarajasa yang memungkasi orasi mengungkap alasan mengapa ia berani hadir di ruang publik untuk menyatakan keberpihakan. Menurut dia, Butet mendengarkan Frans Magnis yang dikatakannya mengingatkan bahwa pemilu diadakan untuk mencegah yang terburuk berkuasa.

“Ini mengapa sejak 2014 saya berani berbicara di ruang publik untuk menyampaikan keberpihakan. Kata-kata Frans Magnis yang tak saya sebut romo karena takut disebut Kristenisasi, itulah yang saya ingat betul dan mendasari saya berani menyatakan dukungan,” tandas Butet.

Dalam mengakhiri orasinya, Butet pun menyampaikan sedikit romantisme SMA di Yogyakarta. “Hanya Jokowi yang bisa menyatukan De Britto dan Namche (SMAN 6) dan hanya Jokowi yang bisa menyatukan Muhi (Muhammadiyah 1) dengan Bosa (Bopkri 1 Yogyakarta),” katanya.

Dalam deklarasi, alumni SMA Yogyakarta menyampaikan empat poin penting yang akan dilakukan diantaranya mendukung Jokowi tanpa Hoax, SARA dan politik uang.