BOYOLALI (Independensi.com) – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di sejumlah provinsi di Indonesia diketahui telah memesan mobil Esemka Bima yang merupakan mobil niaga.
“Yang saya tahu dari provinsi Bengkulu dan Kalimantan, sudah pesan beberapa, ada 60 unit,” ujar Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi), Budiman Sujatmiko, kepada para wartawan di acara peluncuran mobil dan peresmian fasilitas produksi Esemka di PT Solo Manufaktur Kreasi, Demangan, Sambi, Boyolali, Jumat (6/9), dilansir dari oto.detik.com, Senin (9/9).
Budiman menyebutkan, Desa melalui BUMDes siap membeli mobil produksi PT Solo Manufaktur Kreasi yang berlokasi di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali. Mobil niaga tersebut dinilai cocok untuk mobilisasi perekonomian di desa-desa. Untuk mengangkut hasil pertanian di desa.
“Kami kebetulan diajak berbicara juga oleh Kepala Desa – Kepala Desa, BUMDes, menimbang bahwa kualifikasi mobil ini sangat banyak dibutuhkan untuk angkutan desa dan antar desa, maka kita sudah dapat informasi dari teman-teman Kepala Desa di Bengkulu, Kaltim, BUMDes-BUMDes-nya, sudah siap membeli mobil ini,” jelasnya.
Menurut dia, memproduksi mobil di Indonesia, tantangannya bukan pada produksinya. Tetapi soal pemasarannya.
“Untuk pemasaran butuh kepercayaan dari konsumen, percaya nggak. Desa di beberapa provinsi siap mempercayai ini (mobil Esemka Bima), siap membelinya,” katanya.
Lebih lanjut Budiman yang juga Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia itu berharap nantinya desa tak hanya menjadi pasar mobil ini. Namun juga bisa berinvestasi ikut memproduksi komponen-komponen onderdil yang dibutuhkan mobil tersebut.
“Kita bisa dorong BUMDes untuk mengembangkan, memproduksi beberapa komponen. Seperti di Cina beberapa mobil, motor nasional Cina, juga beberapa komponennya dibangun oleh industri rumah tangga atau industri di desa. Nah kita ingin industri desa di Indonesia juga ikut terlibat dalam gerakan membangun industri mobil desa ini. Sumber dayanya ada, modalnya ada, jadi desa siap saja berinvestasi,” tandas Budiman Sujatmiko.
Lebih dari itu, diharapkan suatu saat desa ikut berinvestasi dan kemudian mengembangkan agar mobil ini sesuai dengan standar teknologi tang dibutuhkan saat ini, sehingga bisa bersaing dengan produk mobil lainnya.
“Tapi itu nanti. Ini jalan dulu saja. Desa siap menyambutnya, baik sebagai konsumen terutama untuk mobil niaganya,” pungkasnya.