JAKARTA (IndependensI.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR selama periode 2015-2019 telah menyelesaikan pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar dan merehabilitasi sekitar 3 juta hektar. “Pembangunan irigasi akan kita fokuskan pada 15 provinsi yang sesuai juga dengan fokus Kementerian Pertanian sehingga kita sinkron,” kata Menteri Basuki usai bertemu Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kantor Kementerian PUPR, Jumat (8/11/2019). Pembangunan akan dilanjutkan pada 5 tahun kedepan sekitar 500 ribu hektar jaringan irigasi baru dan merehabilitasi 2,5 juta hektar.
Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan komitmen Kementerian PUPR dalam mendukung terwujudnya ketahanan air dan pangan nasional. Salah satu jaringan irigasi yang telah dibangun Kementerian PUPR adalah Daerah Irigasi (DI) Leuwigoong seluas 5.313 hektar di Kabupaten Garut, yang merupakan salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Barat.
Sumber airnya berasal dari Bendung Copong dengan menyuplai 11 irigasi teknis seperti di Ciojar (73 ha), Cibuyutan Utara (531 ha), Situ Bagendit (409 ha), Citikey (528 ha), Cermot (107 ha), Citameng II (82 ha), Citameng III (91 ha), Citameng IV (498 ha), Cipacing (593 ha), Cibuyut (89 ha), Situhiang (70 ha) dan sisanya sawah tadah hujan seluas 2.242 ha.
Pemenuhan suplai air untuk pertanian juga dilakukan Kementerian PUPR dengan terus meningkatkan tampungan seperti pembangunan bendungan, embung, dan revitalisasi danau. Keberadaan bendungan dan suplai air dari irigasi diharapkan dapat menjadikan petani melakukan beberapa kali penanaman sehingga meningkatkan produksi pangan di Indonesia.
“Pembangunan bendungan diikuti dengan jaringan irigasi. Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur Menteri Basuki.
Dalam pertemuan antara Menteri Basuki dengan Menteri Yasin Limpo juga dibahas dukungan Kementerian PUPR dalam pemanfaatan karet sebagai bahan baku aspal karet. Menteri Basuki menyampaikan Kementerian PUPR pada tahun 2019 telah melakukan penyerapan karet dari petani sekitar 30 ribu ton untuk bahan baku aspal karet.
“Kalau sebelumnya 30 ribu ton yang kita serap dari petani karet saat harga rendah, nanti kedepan kita tingkatkan sesuai dengan kemampuan PUPR,” kata Menteri Basuki.
Sementara Menteri Yasin Limpo mengapresiasi dukungan Kementerian PUPR pada sektor pertanian dan perkebunan selama ini, baik dalam pembangunan jaringan irigasi maupun pemanfaatan aspal karet.
“Hari ini komitmen yang paling tinggi dari Kementerian PUPR yang kami dapatkan adalah Bapak Menteri Basuki akan mensupport penuh di bidang pertanian, khususnya pada provinsi-provinsi unggulan di bidang pangan,” kata Menteri Yasin Limpo.