Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerima kunjungan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Peter Szijjarto didampingi Duta Besar Hunggaria untuk Indonesia Judith Nemeth Pach di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/01/2020).

Menteri Basuki Bertemu Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) —Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menerima kunjungan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Peter Szijjarto didampingi Duta Besar Hunggaria untuk Indonesia Judith Nemeth Pach di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Kamis (23/01/2020).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pertemuan tersebut untuk membahas langkah-langkah lanjutan kerja sama di bidang investasi pada beberapa pembangunan infrastruktur di Indonesia. Materi yang didiskusikan yakni rencana kelanjutan kerja sama pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum Ibukota Kecamatan (SPAM-IKK) dan dukungan Hungaria dalam Teknologi Nirsentuh/Multi Lane Free Flow (MLFF) pada Gerbang Tol.

“Untuk kerja sama pembangunan SPAM-IKK tahap pertama sudah selesai, sudah 100% pembangunannya di 36 Ibu Kota Kecamatan. Dengan keberhasilan tersebut Pemerintah Hungaria kembali menawarkan kelanjutan kerja sama di bidang Air Minum dan akan dihitung kebutuhannya bersama dengan Bappenas karena air bersih menjadi salah satu prioritas kerja lima tahun kedepan,” kata Menteri Basuki.

Pelaksanaan kerjasama pembangunan SPAM-IKK tahap pertama di 36 Ibu Kota Kecamatan telah dimulai sejak 2017 dengan anggaran 36,443 Juta USD. Saat ini program tersebut telah selesai dilaksanakan per tanggal 31 Desember 2019 dengan progres fisik dan keuangan 100%. Lingkup kerja sama pembangunan SPAM IKK tersebut mencakup konstruksi bangunan intake dengan kapasitas pompa air baku sebesar 22-44 liter/detik, Instalasi Pengolahan Air (IPA), reservoir dengan kapasitas tampung 300-600 m3 dan pompa distribusi.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, berdasarkan evaluasi kerja sama pembangunan SPAM-IKK tahap pertama, pengaturan poin kesepakatan dalam penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) harus ditingkatkan dari sebelumnya hanya 50% menjadi 75%. “Tadi sudah kami sampaikan bahwa kita ingin dalam kerja sama berikutnya dengan struktur pembiayaan yang sama penggunaan TKDN bisa meningkat,” ujar Menteri Suharso Monoarfa.

Ditambahkan Menteri Basuki, untuk materi diskusi lainnya yakni prakarsa dukungan Hungaria dalam Teknologi Nirsentuh (MLFF) pada Gerbang Tol, Pemerintah Hungaria sedang menyiapkan dokumen untuk proses tender/lelang. “Jadi meskipun Pemerintah Hungaria merupakan pemrakarsa teknologi tersebut, mereka harus tetap mengikuti proses lelang. Selayaknya proses lelang, jika nanti ada pihak lain menawarkan teknologi yang sama dengan harga yang lebih rendah, maka pihak dari Hungaria berhak untuk menyamakan penawaran (right to match),” tuturnya.

Menurut Menteri Basuki, proses lelang implementasi Teknologi Nirsentuh (MLFF) pada Gerbang Tol akan dimulai pada April 2020 dan ditargetkan pengumuman pemenang sudah keluar pada akhir tahun 2020. Kementerian PUPR telah menerima prakarsa proyek tersebut dari perusahaan asal Hongaria, yakni Roatex Ltd. Zrt dan telah disetujui sebagai pemrakarsa proyek sejak 31 Oktober 2019 lalu. Saat ini Roatex Ltd. Zrt sedang menyempurnakan Studi Kelayakan dan penyiapan Dokumen Badan Usaha yang akan melaksanakan dan mengelola pembayaran non tunai MLFF paling lambat 31 Januari 2020.

Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria Peter Szijjarto menyatakan, untuk membangun sistem Teknologi Nirsentuh (MLFF) pada Gerbang Tol membutuhkan perkiraan biaya sekitar US$ 90 juta. “Namun nanti akan tergantung proses lelang dengan kompetisi,” kata Peter.

Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Hery TZ mengatakan perusahaan asal Hungaria tersebut menawarkan teknologi GNSS atau Global Navigation Satellite System (GNSS). “Jika dibandingkan dengan RFID (Radio Frequency Identification atau Pengenal Frekuensi Radio) yang telah diterapkan saat ini membutuhkan alat pembaca di setiap tempat, tapi kalau satelit alat pembacanya tidak harus di setiap tempat. Sehingga bisa lebih murah,” kata Hery.

GNSS merupakan sistem pembayaran yang menggunakan alat yang dipasang di mobil dan dibaca lewat satelit. Penggunaan GNSS banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur termasuk Hungaria.

Meskipun begitu, Hery menyatakan penerapan teknologi nirsentuh (MLFF) pada gerbang jalan tol akan dilakukan secara bertahap dengan peralihan ke sistem RFID terlebih dulu. “Kalau teknologi MLFF nanti semua kendaraan harus diregistrasi terlebih dulu, sehingga pada tahap awal akan dipakai dulu sistem RFID untuk meregister. Setelah semua 100 persen terdaftar baru pindah ke GNSS,” ungkapnya. (wst)