JAKARTA (Independensi.com) – Politisi Senior asal Yogyakarta Bambang Praswanto menyatakan untuk kesekian kalinya Yogyakarta di obok – obok oleh kaum Pro Khilafah yang tidak tahu diri dan tanpa aturan.
Padahal, Yogyakarta adalah Daerah Istimewa yang khas Indonesia dengan nasionalisme dan kejuangannya.
Pernyataan Bambang itu merujuk pada dua peristiwa yang terjadi hampir bersamaan.
Pertama, upaya penolakan Peringatan Harlah Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan oleh PC NU Yogyakarta oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Pemuda Muhamadiyah dan warga Kauman sekitar Masjid Gede milik Keraton.
Dan peristiwa kedua terjadi di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (3/3). Kala itu tampak sekelompok orang melakukan semacam demonstrasi dengan membawa spanduk ‘Khilafah Will Rise Again’.
“Pada dua peristiwa itu menunjukkan bahwa upaya mengganggu dan merusak Yogya terus dilanjutkan. Dan ini sangat sangat mengganggu/ mengusik ketentraman, kenyamanan dan kekeluargaan masyarakat Yogyakarta,” tegas Bambang.
Bambang melanjutkan, grand scenario sengaja diciptakan dan dipicu oleh peristiwa tersebut untuk menggoyahkan Pemerintah RI dibawah kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin, serta mengganggu dan melemahkan kepemimpinan Sultan HB X sebagai Gubernur DIY dan Raja Kraton Yogyakarta.
“Oleh karena itu, kami memohon kepada Gubernur, Kapolda, Danrem, DPRD dan aparat terkait untuk mulai bertindak tegas, lugas dan tidak perlu takut,” ujar Bambang yang juga Ketua Forkom Masyarakat Madani Yogyakarta ini.
Bambang juga menyerukan kepada elemen masyarakat untuk berani melawan dan menghancurkan elemen elemen Anti Toleransi, Anti Pancasila dan Anti NKRI ini.
Bambang pun mengingatkan kelompok radikal pro Khilafah agar tidak mengulangi gerakan tersebut. Karena, bila itu diulang akan berhadapan dengan rakyat dan aparat keamanan.
“Jika tidak suka dengan Pancasila, NKRI, Nasionalisme, dan Toleransi yg ber Bhineka Tunggal Ika dipersilakan meninggalkan DIY dan NKRI dengan segera!” tegas Bambang.
“Kepada seluruh rakyat DIY dimohon tetap tenang, waspada dan tidak mau dipecah belah oleh siapapun juga,” tambahnya.
semua tergantung pemimpin daerah…demo seperti itu atau demo apapun akan terjadi atau tidak terjadi tergantung ketegasan sikap pemimpin daerah dimanspun berada. Anti nasionalis sudah saatnya diberi sikap tegas dan abaikan ham kalo perlu.