GRESIK (Independensi.com) – Tim satgas pangan Kabupaten Gresik mengelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Pasar Baru Kota Gresik, untuk memastikan harga bahan kebutuhan pokok aman dan tidak terjadi kelangkaan, Senin (23/3).
Pasca, adanya himbauan dari pemerintah bagi masyarakat untuk tidak keluar rumah, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).
Tim yang terdiri dari Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) UMKM, Polres dan Kodim 0817 Gresik. Berkeliling kedalam pasar tradisional yang terletak dijatung Kota itu, untuk menanyakan langsung kepada penjual dan pembeli.
Kepada pedagang Tim Satgas Pangan menanyakan ketersedian bahan kebutuhan pokok, seperti beras, gula, minyak, telur maupun rempah dan sayuran maupun buah-buahan apakah masih stabil stok dan harganya.
Sedangkan, pada pembeli Tim menanyakan harga-harga dipasar apakah mengalami kenaikan yang signifikan dan memberatkan mereka.
Dian Utami (35) seorang pedagang sembako dan rempah di Pasar Baru Kota Gresik mengakui bahwa harga sembako cederung naik dan rempah-rempah relatif stabil. Namun, ada beberapa rempah yang mengalami kenaikan, seperti Jahe.
“Yang mahal sekarang ini Jahe merah, sebelumnya perkilogramnya seharga Rp 45 ribu kini menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Sebab, banyak yang mencari untuk mencegah virus corona,” ujarnya.
Selain itu, harga minyak goreng curah juga merangkak naik tiap hari. Jika dua hari yang lalu saya jual seharga Rp 16 ribu, sekarang Rp 18 ribu. Sehingga, langanan saya banyak yang beli minyak goreng kemasan” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperindag UMKM Gresik Agus Budiono mengatakan ketersediaan sembako di pasar. Seperti, beras, minyak goreng, telor, daging ayam maupun sapi madih aman dengan harga yang relatif stabil.
“Ada memang beberapa sembako yang mengalami kenaikan harga, seperti gula pasir yang mengalami kenaikan dari Rp 17, 5 ribu menjadi Rp 18 ribu.
Lebih lanjut menurut Agus, kenaikkan harga tersebut masih dalam tahap wajar dan tidak perlu ada operasi pasar.
“Naiknya beberapa harga kebutuhan pokok masih wajar, jadi tidak perlu dilakukan oprasi pasar,” ucapnya. (Mor)