JAKARTA (Independensi.com) – Kancah olahraga Indonesia kembali harus kehilangan seorang putra terbaik yang penuh dedikasi dan kecintaan pada bidangnya. Ya, dia adalah Mohammad Hasan yang akrab disapa Bob Hasan atau Om Bob yang menjadi Ketua Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) ini berpulang di RSPAD Jakarta, pukul 11.00 WIB, Selasa (31/2/2020). Bob mengakhiri perjuangan berkutat melawan penyakit kanker dan paru-paru yang dideritanya.
“Sudah beberapa waktu belakangan ini beliau bertarung dengan penyakit kanker di beberapa bagian, terutama di paru-paru. Dengan usianya yang sudah cukup lanjut juga, jadi memang cukup berat perjuangannya,” ujar Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor Tanjung seperti dikutip Antara.
Wafatnya Bob Hasan tentu menjadi kehilangan yang besar bagi dunia atletik Indonesia. Pertama kali menjabat sebagai Ketua Umum PASI sejak 1976, Bob Hasan telah melahirkan sejumlah atlet nasional yang diperhitungkan di dunia.
Sebut saja nama-nama seperti Suryo Agung Wibowo, Triyaningsih, Maria Londa, hingga Lalu Muhammad Zohri. Nama terakhir ini menjadi perbincangan hangat terutama saat meraih medali emas di nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia Asia Junior 2018.
“Saya belum bisa memberi banyak komentar, tapi yang pasti kehilangan ini sangat besar buat atletik dan olahraga Indonesia. Saya pribadi juga kan mendampingi beliau sebagai sekjen sudah cukup lama,” kata Tigor.
Rencananya Jenazah pengusaha ternama sekaligus Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) akan dikebumikan di Ungaran, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020).
Empat Dasawarsa
Bob Hasan lebih populer dengan predikat pengusaha papan atas yang pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada kabinet Pembangunan VII. Om Bob tidak hanya dunia bisnis dan politik yang membuatnya populer di negeri ini. Dia juga menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia olah raga nasional, khususnya atletik, yang puluhan tahun dia asuh.
Kontribusinya untuk atletik nasional amatlah besar. Om Bob bukan sekadar bapak asuh atau donatur cabang olahraga ini, sebagaimana umum diperankan kebanyakan pengusaha atau pejabat olah raga lainnya di negeri ini.
Dia turun tangan langsung menjadi pengurus dan kemudian ketua induk olahraga atletik, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Tak tanggung-tanggung, selama empat dasawarsa, sejak 1976 sampai tutup usia Selasa ini.
Pertama kali terpilih sebagai ketua umum PB PASI pada 1976 menggantikan Sayidiman Suryohadiprojo, Bob tidak pernah lelah mengurusi dan mendanai atlet-atlet atletik terbaik Tanah Air. Dalam satu wawancara, mendiang pernah berkata bahwa dia minimal mengeluarkan dana pribadi sebesar Rp 10 milyar untuk mendanai PASI.
Sebegitu besarnya sumbangsih Bob kepada dunia atletik Indonesia, sampai-sampai Kongres PASI memilihnya lagi sebagai ketua umum pada 2016. Para peserta kongres ini bahkan sepakat menetapkan Bob sebagai Bapak Atletik Indonesia.
Kontribusi Bob untuk atletik tak ada duanya. Bahkan sebuah rumah mewah miliknya dengan fasilitas kelas satu di kawasan elite Permata Hijau di Jakarta Selatan, dia persembahkan untuk kemajuan atletik nasional yang dia jadikan pemusatan latihan untuk para atlet muda.
Di tempat itu, puluhan atlet muda berbagai daerah, hasil pantauan PASI, berlatih dan belajar setiap hari, agar bisa mengikuti kompetisi-kompetisi atletik di seluruh dunia.
Selama dipimpin Bob, PASI telah mengukir banyak prestasi yang mengharumkan Indonesia di panggung dunia, pada berbagai level turnamen. Di masanya, Indonesia menghasilkan sprinter-sprinter ternama yang merajai Asia Tenggara, mulai dari Mardi Lestari, Purnomo Muhammad Yudhi, Suryo Agung Wibowo, sampai yang teranyar Lalu Muhammad Zohri.
Bukan hanya atlet putra yang bersinar saat Bob memimpin PASI. Indonesia juga dianugerahi atlet-atlet putri dengan rangkaian torehan prestasi prestasi besar pada diri Triyaningsih, Maria Londa, dan atlet lari gawang belia Emilia Nova.