LAMPUNG (Independensi.com) – Salah satu kunci pandemi global Covid-19 menurut Anggota DPD RI Dapil Lampung Abdul Hakim adalah persatuan dan kolaborasi.
“Wabah Covid-19 ini adalah masalah kemanusiaan. Semua pihak harus terlibat, tentu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya,” ungkap Hakim.
Abdul Hakim dan seluruh anggota Komite IV DPD RI lainnya hingga 20 Mei 2020 menjalankan tugas pemantauan kebijakan fiskal daerah, dana transfer dan perimbangan daerah, serta volatilitas harga ditengah pandemi Covid-19.
“Dari hasil kunjungan, menghadapi Covid-19, Pemprov Lampung sudah mengambil langkah antisipasi, yaitu pemberian jaminan sosial (social safety nets). Disnaker dan APINDO sudah koordinasi agar tepat sasaran, kemudian untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok utama, akan dilakukan operasi pasar,” kata Hakim setelah melaksanakan pertemuan dengan jajaran Pemprov Lampung di Ruang Sekretaris Daerah Propinsi Lampung, Kamis (2/4).
Lebih lanjut, menurut Abdul Hakim, dari hasil kunjungannya, ketersediaan beras, gula, terigu, minyak goreng menjelang Ramadhan di Lampung cukup, bahkan untuk enam bulan ke depan.
“Tapi untuk gula, ada kenaikan harga. Ini perlu perhatian serius, apakah ada masalah di produksi atau jalur distribusi. Walaupun informasi yang saya terima, ada pabrik gula yang mengalami kendala teknis dan pembatasan impor,” ujar Hakim.
Sementara itu, di tempat terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa kenaikan dan kelangkaan gula yang terjadi akhir – akhir ini diindikasikan karena adanya keterlambatan distribusi stok ke pasar, kelangkaan ditengah pandemi Corona 19 saat ini juga mengakibatkan panic buying masyarakat disejumlah daerah. Untuk itu, SYL meminta sejumlah pabrik gula di Indonesia untuk membantu ketersediaan gula konsumsi dan mempercepat pendistribusiannya hingga ke masyarakat.
“Kami yakin stok aman, kita punya persiapan 250.000 ton gula dari pabrik – pabrik yang ada, ditambah gula impor yang masuk hingga 150.000 ton dan nanti Juni dari petani kita akan ada panen jumlahnya sekitar 500.000 ton sampai dengan 600.000 ton,” kata SYL saat meninjau gudang raw sugar dan gudang produk milik PT. Permata Dunia Sukses Utama di Cilegon.
Mantan Bupati Gowa dan Gubernur Sulsel mengajak pabrik gula refinasi untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan gula masyarakat.
“Kami minta untuk memproduksi gula pasir putih konsumsi dengan harga standard Rp. 12.500,” pungkasnya.(wst)