JAKARTA (Indepedensi.com) – Di tengah pandemi COVID-19, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tetap berkomitmen untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi yang disertai tsunami dan likuifaksi yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Selain pembangunan hunian tetap (huntap), Kementerian PUPR juga merehabilitasi fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan universitas.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa penanganan pascabencana Sulteng meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. “Pendekatannya adalah build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama,” ucap Menteri Basuki.
Pembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan dilakukan dengan memperhatikan dengan protokol keamanan terkait COVID-19 yakni physical dan social distancing. Rehabilitasi fasilitas kesehatan ini bertujuan untuk memperlancar layanan kesehatan bagi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 di mana dua rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan corona di Sulawesi Tengah.
Dua rumah sakit di Palu yang direhabilitasi Kementerian PUPR yakni RSUD Undata sebanyak 20 bangunan dan RSUD Anutapura sebanyak 22 bangunan. Pada Tahap 1A sebanyak 7 bangunan RSUD Undata dan 8 bangunan RSUD Anutapura sudah selesai ditangani. Pada Tahap 1B sebanyak 13 bangunan lainnya di RSUD Undata dan 14 bangunan RSUD Anutapura akan direhabilitasi. Untuk Tahap 1B Detail Engineering Design (DED) kedua RSUD telah 100%, kontrak untuk RSUD Undata direncanakan pada Akhir April 2020 dan kontrak RSUD Anutapura pertengahan Mei 2020. Secara keseluruhan progres konstruksi rehabilitasi fasilitas kesehatan ini telah mencapai 35%.
Untuk fasilitas pendidikan dasar, pada Tahap 1A Kementerian PUPR melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi sebanyak 16 sekolah yang terdiri dari 1 kelompok belajar, 4 taman kanak-kanak dan raudhatul athfal, 4 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, dan 7 madrasah tsanawiyah. Sekolah – sekolah ini tersebar di Donggala (4 sekolah), Palu (8 sekolah) dan Sigli (5 sekolah). Saat ini tahap survei, investigasi dan desain (SID) dan DED telah 100% rampung dan rencana kontrak dilakukan pada Mei 2020.
Untuk fasilitas pendidikan tinggi, Kementerian PUPR telah merampungkan rehabilitasi dan rekonstruksi 50 bangunan Universitas Tadulako yang mengalami rusak ringan pada Tahap 1A yang dikerjakan saat masa tanggap darurat. Pada Tahap 1B Kementerian PUPR akan merehabilitasi 37 bangunan Universitas Tadulako, sementara pada Tahap 1C sebanyak 55 gedung akan direhabilitasi. Saat ini progres keduanya telah menyelesaikan DED. Secara keseluruhan progres konstruksi rehabilitasi Universitas Tadulako telah mencapai 33,33%.
Selain rehabilitasi, Kementerian PUPR juga membangun 10 gedung serbaguna 2 dua lantai. Setiap gedung memiliki luas tapak 750 m2 dan luas bangunan 1.500 m2 yang terdiri dari 12 kelas. Gedung serbaguna ini dibangun dengan konsep green building dan menggunakan material ramah lingkungan seperti beton precast k-375, baja ringan dan alumunium.
Pada tahap 1 akan dibangun sebanyak 8 gedung serbaguna yang rencana kontraknya dilakukan akhir April 2020. Sementara pada tahap 2 akan dibangun sebanyak 2 gedung serbaguna yang rencana kontraknya dilakukan pertengahan Mei 2020. Saat ini progres keduanya telah menyelesaikan DED.
Di samping fasilitas kesehatan dan pendidikan, Kementerian PUPR juga melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi Gedung BPKP dan Gedung PIP2B Sulawesi Tengah. Ditargetkan kontrak pembangunan Gedung Kantor BPKP yang mengalami rusak berat akan dilakukan pada pertengahan Mei 2020. Sementara kontrak rehabilitasi Gedung PIP2B Sulawesi Tengah akan dilakukan akhir Mei 2020. (*)