JAMBI (Independensi.com) – Relawan Desa sampai tingkat Rukun Tetangga (RT) Siaga berdampingan langsung dengan masyarakat ODP (Orang Dalam Pengawasan), OTG (Orang Tanpa Gejala) bahkan PDP (Pasien Dalam Pemantauan. Hal ini disebabkan penuhnya fasilitas kesehatan rumah sakit yang menampung perawatan pasien positif Corona. Para relawan dan kader Desa dan RT Siaga memerlukan pengetahuan dan peralatan APD dalam penanganan ODP, OTG, dan PDP. Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jambi, Sandi Gusdiyan kepada Pers, di Jambi, Senin (20/4)
“Satgas di tingkat desa sampai RT memerlukan pengetahuan tentang Corona agar tidak menimbulkan masalah dan ketakutan ditingkatan masyarakat itu sendiri. Jangan sampai sampai menyimpulkan status orang tanpa adanya pemeriksaan medis yang akurat,” ujarnya.
Sandi Gusdiyan mencontohkan pada pemeriksaan 18 April 2020 ada pemeriksaan pada Joni Putra warga Desa Koto Agung di Desa Pidung Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Jambi. Hasil infrared thermometer pemeriksaan pertama suhu tubuh 38° Celsius dan kedua 39,1 ° Celcius.
“Petugas saat mendapatkan hasil tidak pada suhu normal manusia langsung menyampaikan kepada tim satgas untuk melakukan tracking perjalanannya di Desa sehingga masyarakat menjadi panik akan adanya informasi bahwa yang bersangkutan pada suhu tubuh diatas normal. Joni Putra kemudian memeriksakan diri ke Puskesmas dan dua tempat lainnya dengan hasil pengecekan suhu tubuh hasilnya 36° Celcius,” ujarnya.
Tugas Relawan Kesahatan di Desa
DKR Jambi mengingatkan sudah saatnya semua kader dan relawan kesehatan di desa sampai RT memastikan tugas-tugasnya.
“Untuk itu lewat grup grup WA di setiap RT harus segera rembug dan menunjuk 5 orang SATGAS RT Siaga. Tugas 5 orang SATGAS RT SIAGA adalah mendata warga RT setempat, siapa saja Manula (60 tahun keatas), ibu hamil, Balita dan orang yang punya penyakit dasar seperti Jantung, Paru, Ginjal, Cancer, karena mereka rentan dan menjadi prioritas dijaga dari serangan Korona,” jelasnya.
Kedua, menurutnya, Satgas RT Siaga bertugas memastikan setiap pagi dan sore suhu badan setiap anggota keluarga.
“Bentuk Satgas RT Siaga, selamatkan keluarga dan tetanggamu. Setiap rumah harus ada termometer pengukur suhu badan. Laporkan ke Call Center setempat jika ada warga dengan suhu diatas 36 derajat Celcius dengan gejala demam, batuk dan sakit tenggorokan agar segera ditindak lanjuti,” tegasnya.
Ketiga adalah memastikan kesehatan Manula, ibu hamil, Balita dan orang yang punya penyakit dasar seperti Jantung, Paru, Ginjal, Cancer.
“Pastikan kesehatan mereka stabil dan cukup makan yang bergizi, agar imunitasnya terjaga. Kebanyakan korban Corona adalah orang dengan penyakit penyerta. Karena imunitasnya turun,” jelasnya.
Keempat, adalah memastikan warga tetap di dalam rumah jangan sampai berada diluar rumah dan membawa resiko pada dirinya dan seisi rumah.
“Pastikan keamanan lingkungan. Semua orang masuk dan keluar wilayah RT harus lewat SATGAS RT. Harus tertib dan disiplin demi keselamatan diri dan masyarakat lainnya,” tegasnya.
Kelima, tugas Satgas RT Siaga juga memastikan cara dan jalur distribusi logistik dan obat-obatan warga.
“Jangan sampai ada warga yang tidak makan karena akan menurunkan imunitas tubuh. Jangan sampainada warga yang butuh obat tidak terlayani,” tegasnya.
Keenam menurutnya adalah memastikan jalur emergensi warga saat ada yang sakit. Dalam keadaan tinggal dirumah, Satgas RT Siaga bertugas mengatur penjemputan orang sakit.
“Hubungi hotline terdekat atau RS terdekat. Kordinasikan penjemputan dengan ambulans oleh petugas kesehatan pada warga sakit,” tegasnya.
Pos Ronda Tertutup
Satgas RT Siaga menurutnya harus tinggal di sebuah Pos Ronda Tertutup dan tidak bergabung dengan keluarga selama bertugas, agar tidak membawa resiko pada keluarganya.
“Tanyakan pada Ketua RT untuk mendapatkan tempat menjadi Pos Ronda Tertutup. Bisa rumah kosong, atau kantor RT dijadikan tempat tinggal sementara Satgas RT Siaga,” tegasnya.
SATGAS RT Siaga menurutnya perlu disiapkan memakai pakaian pengaman yang sederhana seperti, jas hujan tetutup, kacamata renang, dan masker sederhana jika diluar rumah.
“Sebelum masuk Pos Ronda Tertutup, semua peralatan dicuci pakai desinfektan atau air bercampur alkohol murni. Apabila salah satu dari SATGAS RT Siaga berhalangan atau sakit segera ada yang menggantikan,” ujarnya.
Ia mengingatkan agar semua kader dan relawan DKR memastikan kordinasi disetiap tingkatan lewat semua grup WA secara aktif.
“Pastikan Call Center Hotline aktif. Pastikan komunikasi dengan RSUD atau RS terdekat. Pastikan petugas dirumah sakit punya APD, Pastikan keamanan UGD RS terdekat. Pastikan komunikasi dengan aparat pemerintahan setempat RT, RW, Camat, Bupati, Gubernur dan Dinas Kesehatannya,” tegasnya.
Ia menegaskan agar semua kader, relawan DKR wajib menegakkan disiplin organisasi pada sesama kawan dan menjadi contoh bagi masyarakat.
“DKR hanya bertanggung jawab mengurus kawan dan masyarakat yang disiplin dalam koordinasi DKR. Jangan sampai satu orang tidak disiplin maka semuanya beresiko tertular sakit dan fatal!” tegasnya. (*)