JAKARTA (IndependensI.com) – Mengantar makanan? Pertanyaan tersebut selalu diucapkan oleh para petugas satuan pengaman lingkungan (Satpam) yang bertugas di setiap pintu gerbang di beberapa perumahan yang berlokasi di wilayah Kecamatan Pondok Aren — Tangerang Selatan, sejak Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah yang dipimpinnya.
Seperti diketahui sejak Sabtu (18/4/2020) lalu Wali Kota Tangerang Selatan, yang di masa mudanya pernah terpilih sebagai Mojang Priangan ketika masih menetap di kota kelahirannya yang masuk dalam Provinsi Jawa Barat, itu mewajibkan setiap warga Tangsel mengenakan masker bila akan meninggalkan tempat tinggalnya.
Dan, para tamu yang berkunjung ke kompleks permukiman warga, pun selain wajib mengenakan masker dan mencuci tangan serta dicek suhu tubuhnya.
Nah, sejak PSBB tersebut diterapkan, IndependensI.com on the spot mendatangi beberapa kompleks perumahan untuk mengamati kegiatan tersebut.
Salah satu yang menarik yaitu tadi tentang tegur sapa para petugas Gugus Tugas Covid-19 di setiap permukiman saat ada pengemudi ojek online yang akan mengantarkan makanan yang dipesan warga yang tinggal di permukiman tersebut.
Tujuannya adalah demi kepentingan bersama agar warga tidak terpapar virus corona melalui kemasan atau bungkusan makanan yang dipesan melalui Go Food dan lain-lain.
Sadar akan bahayanya bila mereka “menjadi media” penyebaran virus yang sampai sekarang belum ditemukan vaksin pencegahnya tersebut, mereka khususnya para pengemudi ojol yang akan mengantarkan makanan segera turun dari motor. Kemudian, setelah diperiksa tensinya, mereka pun segera mencuci tangan mereka hingga bersih.
Memang ada perkecualian tampaknya. Karena, dari pengamatan IndependensI.com selama berada di antara para petugas Gugus Tugas Covid-19, petugas mempersilakan para pengemudi ojek online yang mengenakan sarung tangan — setelah diperiksa suhu tubuhnya — mereka dipersilakan untuk menuju ke alamat rumah yang penghuninya pesan makanan melalui online.
Tapi, ada yang menarik. Paling tidak, selama IndependensI.com mengamati dinamika kehidupan warga masyarakat di lingkungan kompleks perumahan yang ada di wilayah Tangsel, banyak juga pengemudi ojek online — meski mereka mengenakan sarung tangan — dengan kesadaran yang tinggi mereka tetap mencuci tangan mereka. Tentu saja setelah mereka melepas glove yang melindungi tangan mereka.
Hal tersebut — sebagaimana yang disampaikan oleh pengemudi ojol yang mengenakan sarung tangan — mereka lakukan karena selain mereka telah berkeliling mengantarkan pesanan di lokasi yang berbeda, mereka juga sadar bahwa apa yang mereka adalah demi menjaga kesehatan bersama.
Para petugas Gugus Tugas Covid-19 — dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya — mereka benar-benar mengikuti standard operating procedure (SOP) yang telah ditetapkan oleh masing-masing Ketua Gugus Tugas Covid-19 di lingkungan RT/RW.
Bahkan di sebuah desa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Ciputat, Ketua RT dan para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna di desa tersebut, secara berkala setiap 14 hari sekali melakukan penyemprotan disinfektan di rumah warganya yang tak hanya sebatas pada penyomprotan untuk mencegah pendemi Covid-19 tetapi juga penyemprotan DBD.
Meskipun di setiap sudut jalan yang strategis ada poster yang berisi pesan agar warga — baik pengunjung maupun penghuni — diwajibkan mengenakan masker kalau keluar rumah, ternyata masih ada saja warga yang ngeyel tidak mengenakan masker.
Sekali dua kali warga yang ngeyel tersebut memang ditegur oleh para satuan Gugus Tugas Covid-19 yang bertugas di pintu gerbang utama di kompleks perumahan dimana orang yang ngeyel berdomisili.
Ternyata sampai teguran ketiga warga tersebut tetap ngeyel.
“Akhirnya daripada ribut yaaa sudah. Kami diamkan saja. Kami sadar kami ini siapa. Kami cuma Satpam..,” kata seorang Satpam yang dilibatkan dalam Gugus Tugas Covid-19 di sebuah kompleks perumahan yang mohon kepada IndependensI.com agar namanya tidak disebutkan. (Toto Prawoto)