JAKARTA (Independensi.com) – Situasi Pandemi Covid-19 harus dijadikan momentum untuk melakukan refomrasi besar-besaran dalam kebijakan sektor pangan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada saat Rapat Terbatas, Selasa (21/4) lalu.
Arahan Presiden tersebut disambut cepat oleh seluruh pemangku kepentingan pertanian untuk terus melakukan konsolidasi dan bersinergi termasuk para petani yang berada di garda terdepan ketahanan pangan. Terlebih Global Report on Food Crisis yang dikeluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO) beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa dunia dalam ancam krisis pangan global.
Salah satunya adalah para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Barokah Desa/Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang, Banten yang menggarap areal sawah 42 hektar dan darat 12 hektar.
“Penanaman padi dalam setahun dilakukan sebanyak 2 kali (Masa Tanam/MT I dan MT II), sedangkan pada MT III lahan sawah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman hortikultura berupa tanaman kacang panjang, mentimun, cabai, dan lainnya,” kata Ilham Sekretaris Poktan.
Ilham mengatakan bahwa rata-rata produksi pertanaman padi walaupun mengandalkan air tadah hujan adalah sebesar 8,3 ton per hektar. Poktan Barokah sendiri pada tahun 2016 dan 2018 pernah menjadi Juara 2 tingkat Provinsi Banten sebagai Poktan Teladan dan Poktan berprestasi dalam Budidaya tanaman padi.
Menanggapai hal tersebut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Budi S. Januardi mengatakan bahwa Kabupaten pandeglang dari hari ke hari semakin memantapkan diri untuk terus ikut berperan dalam memastikan ketersediaan pangan.
“Modal sosial yang ada diantaranya etos kerja para petani, kebersamaan dan kepedulian diantara petani/Poktan yang disinergikan dengan pendampingan, bimbingan para PPL serta bantuan sarana produksi & alsintan dari pemerintah semakin memperkuat gerak langkah bersama dalam pembanguan pertanian di daerah,” kata Budi.
Kementerian Pertanian memperkirakan puncak panen terjadi pada April dengan luas 1,73 juta hektar dengan produksi 5,27 juta ton beras dan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta hektar atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya Pemerintah menanggulangi Covid-19.
“Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani,” jelas Syahrul.
Pengelolaan usaha tani dilakukan Poktan Barokah secara komprehensif mulai dari hulu, proses hingga hilir. Pengolahan lahan, budidaya, pengelolaan pasca panen hingga pemasaran dengan packaging kemasan yang bagus. Produksi beras yang dijual dengan kemasan 5 kg, 25 dengan merk tersendiri yaitu beras “BAROKAH”.
“Sesuai namanya, semoga Poktan ini terus dapat memberikan kebarokahan dan memberikan manfaat untuk semua terutama berperan dalam sumbangsih ketersediaan pangan terlebih saat ini tengah dihadapkan pada mewabahnya Covid-19,” tandas Ilham.(wst)