JAKARTA (Independensi.com) – Ribuan bidan dari seluruh penjuru Indonesia berkumpul di jantung ibu kota, tepatnya di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (8/6/2025), dalam momen penuh makna memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dilakukan serentak di 38 Propinsi. Lebih dari sekadar perayaan, acara ini menjadi panggung deklarasi bersama bahwa bidan adalah pilar utama dalam membangun generasi emas Indonesia 2045.

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh penting dari legislatif dan eksekutif, termasuk Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri BKKBN, Mentri Perumahan dan Pemukiman di wakili Menteri KPPA di wakili, Menteri Perhubungan di wakili, Perwakilan Organisasi Profesi Ketua umum kowani Nani Hadi Tjahyadi, Unfpa, Who, JNPK. Kepala BKPB RI Prof Asnawi, Deputi KB KR BKKBN RI dan Jajaran Direktur, Dirjen dan Direktur Kemenkes RI,
Ketua Konsil Kebidanan, Ketua Kolegium Kebidanan. serta Ketua Umum IBI. Mereka menyuarakan komitmen bersama untuk memperkuat peran bidan di seluruh pelosok tanah air tak hanya sebagai tenaga medis, tetapi juga sebagai pendidik, pelindung, dan pemimpin komunitas.
Bidan, Penjaga Garis Depan Kesehatan Nasional
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Sari, dalam sambutannya menegaskan pentingnya memperkuat kompetensi dan kesejahteraan para bidan, khususnya di wilayah-wilayah terpencil. Ia menyebut bidan sebagai “pahlawan kesehatan” yang selama ini berada di garis depan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta dalam mengedukasi masyarakat tentang kesehatan reproduksi.

“Mereka menjangkau desa-desa yang tidak bisa dijangkau dokter, dan menjadi harapan satu-satunya warga untuk layanan kesehatan dasar,” ucap Sari. “Kalau kita ingin generasi emas 2045, investasinya harus dimulai dari sekarang dari ibu hamil hingga anak-anak sehat.”
Menkes Budi Dorong Sistem Pendidikan dan Rujukan Terpadu
Dalam nada yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggarisbawahi perlunya reformasi sistem pelatihan dan rujukan kebidanan. Ia menyatakan bahwa Kemenkes tengah menyiapkan skema pelatihan bertahap—dari dasar hingga lanjutan untuk memastikan setiap bidan mampu memberikan layanan berkualitas dan berdaya mandiri.

“Kami ingin membentuk ekosistem pelatihan bersama IBI. Yang sudah ahli bisa praktik mandiri, yang baru mulai akan didampingi. Kita juga harus pastikan ada jalur rujukan yang jelas antara bidan dan Puskesmas, demi keselamatan ibu dan bayi,” ujar Budi.
Ia menambahkan bahwa regulasi baru tengah digodok untuk memungkinkan bidan berkualitas membuka layanan mandiri, terutama di daerah-daerah minim dokter atau rumah sakit.
IBI Luncurkan Aplikasi ODELIA, Hadirkan Teknologi untuk Pelayanan Lebih Baik
Ketua Umum IBI, Ade Jubaidah, memperkenalkan inovasi terbaru organisasi, yakni aplikasi ODELIA platform digital yang memungkinkan komunikasi lebih cepat dan efisien antara bidan dan pasien. Melalui aplikasi ini, para ibu hamil dapat memantau kondisi kehamilan mereka, berkonsultasi, hingga mendapatkan edukasi kesehatan.
“Dengan ODELIA, kita ingin bidan tidak hanya hadir secara fisik, tapi juga secara digital. Kami ingin setiap ibu dan anak mendapat pelayanan terbaik dari hulu ke hilir,” ujar Ade.
Ade juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 35.000 bidan praktik mandiri di seluruh Indonesia, dengan 18.000 di antaranya telah tersertifikasi sebagai Bidan Delima yaitu bidan dengan pelatihan dan pengawasan berkelanjutan untuk menjamin mutu layanan.
Fun Walk Serentak di 38 Provinsi: Rayakan Semangat Persatuan Bidan
Momentum peringatan HUT IBI ke-74 juga diwarnai dengan aksi fun walk serentak di 38 provinsi, yang melibatkan lebih dari 100.000 bidan lintas sektor mulai dari bidan praktik mandiri, rumah sakit, dosen kebidanan, hingga mahasiswa.

Di Jakarta, suasana semarak penuh kegembiraan terasa sejak pagi hari. Saling sapa, yel-yel semangat, hingga pameran produk lokal kesehatan ibu dan anak menghiasi acara yang menjadi simbol persatuan para penjaga generasi masa depan ini.
BKKBN: Bonus Demografi Tak Akan Maksimal Tanpa Peran Bidan
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ BKKBN, Dr. Wihaji, dalam pidatonya menekankan bahwa menghadapi bonus demografi, Indonesia harus serius menjamin kualitas kesehatan ibu dan anak. Ia menegaskan bahwa peran bidan sangat vital dari masa pranikah, kehamilan, persalinan, hingga tumbuh kembang anak.
“Jangan bicara SDM unggul kalau gizi buruk dan kematian ibu masih tinggi. Bidanlah penjaga kualitas generasi emas kita. Tanpa mereka, mustahil kita bisa memanen bonus demografi dengan baik,” tutur Wihaji.

Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara BKKBN, Kementerian Kesehatan, dan IBI dalam menjalankan program keluarga berencana dan pencegahan stunting yang berkelanjutan.
Membangun Harapan dengan Pantun
Sebagai penutup, suasana menjadi hangat dan penuh tawa ketika Menkes Budi menyampaikan pantun:
“1003 burung pipit, main ke telaga paling utama, Ikatan Bidan Indonesia, orang yang asik dan bersahaja.”
Pantun ini menjadi simbol penghargaan terhadap dedikasi para bidan yang bekerja dalam senyap namun berdampak besar bagi masa depan bangsa.
Menuju Indonesia Emas 2045: Bidan Adalah Nyala Api Harapan
Peringatan HUT IBI ke-74 bukan sekadar perayaan ulang tahun, melainkan deklarasi komitmen kolektif: bahwa dari Monas hingga pelosok Papua, bidan akan terus hadir sebagai mitra strategis negara dalam membangun Indonesia yang sehat, adil, dan sejahtera.
Langkah mereka mungkin sunyi, namun jejaknya menentukan arah masa depan bangsa. Menuju 2045, bidan bukan hanya saksi kelahiran generasi penerus mereka adalah pemandu lahirnya peradaban baru Indonesia.