JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa kebutuhan pangan selama bulan puasa, lebaran dan masa pandemi Covid 19 sudah tercukupi dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya gejolak krisis pangan dan stabilnya harga di pasaran.
“Dalam memperkuat ketersediaan dan stabilisasi harga, kami telah mengembangkan Pasar Tani atau Toko Tani untuk memangkas rantai pasok. Kemudian mendorong masyarakat untuk memperluas pilihan makan melalui diversifikasi pangan,” ujar Mentan saat menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI, Senin, 22 Juni 2020.
Di samping itu, kata Mentan, pihaknya juga tengah berupaya meningkatkan nilai ekspor untuk memperkuat ekonomi nasional yang merosot akibat Covid 19.
Sekedar informasi, nilai ekspor produk pertanian pada bulan April 2020 tumbuh sebesar 12,66 persen. Capaian ini terjadi ditengah lesunya ekspor pada sektor lain.
Mentan mengatakan, capaian lainnya adalah kinerja produksi beras selama masa tanam MT I tahun 2020. Kenaikan bahkan mencapai 16,65 juta ton. Belum lagi adanya tambahan stok di akhir Juni 2020 yang diperkirakan mencapai 7,49 juta ton.
“Untuk mempertahankan kecukupan stok beras sampai Desember 2020, Kementan telah melakukan akselerasi tanam padi MT II sebesar 5,6 juta hektar dengan menggerakkan seluruh komponen sumber daya yang didukung oleh ketersediaan air yang cukup di sentra produksi dan wilayah lainnya,” katanya.
Mentan mengaku optimis, kerja nyata ini mampu mencapai target yang telah ditetapkan, meski dengan penggunaan anggaran yang terbatas. Target itu, kata dia, masih terus didorong dengan pelibatan partisipasi petani untuk memanfaatkan Keredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kami juga menggerakan semua potensi sumberdaya yang ada untuk menutupi kekurangan anggaran dari APBN. Kami bahkan sudah bekerja sama dengan berbagai Kementerian dan Lembaga lain untuk mendukung program pembangunan pertanian, menggerakkan seluruh komponen dan pelaku usaha untuk mendorong pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pertanian, serta mendorong keterlibatan swasta dan BUMN dalam mengamankan ketersediaan dan distribusi pangan strategis,” terangnya.
Perlu diketahui, anggaran Kementan tahun 2020 yang awalnya sebesar Rp 21,055 triliun, mengalami efisens hingga menjadi Rp 14,049 triliun. Padahal Kementan membutuhkan anggaran yang mencukupi untuk merealisasikan program-program yang sudah direncanakan.(wst)