POLOWALI MANDAR (Independensi.com) – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Ali Baal Masdar menggalakkan penanaman kedelai berskal luas dalam rangka mensukseskan program ketahanan pangan. Ali Baal mengawali kegiatan tersebut dengan melakukan penanaman benih kedelai pada lahan di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu kemarin (22/07/20).
“Tentu kita berharap program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya ini, pertama produksi kedelai kita bisa mengurangi impor, kedua bagaimana bisa mensejahterakan masyarakat,” kata Ali Baal.
Ali Baal menegaskan pemerintah siap memberikan dukungan penuh kepada masyarakat, agar program berjalan lancar sesuai harapan. Bantuan berupa benih, pupuk dan alsintan (alat mesin pertanian) diberikan secara gratis oleh pemerintah sehingga masyarakat tinggal melakukan penanam dan produksi.
“Untuk mensukseskan program peningkatan ketahanan pangan ini, Pemprov Sulbar menargetkan melakukan penanaman kedelai di atas lahan seluas 50 ribu hektar untuk empat kabupaten, yakni Polewali Mandar, Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayupada tahun 2021 mendatang,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar mengaku siap menyiapkan lahan untuk mensukseskan program penanaman kedelai ini. Lahan di Polman tersedia seluas 35 sampai 40 ribu hektar, tapi efektifnya 17 ribu hektar.
“Kalau betul memang serius, kita harus bicara teknis, karena yang penting model kerjasamanya seperti apa, karena katanya ada asuransi, tapi apa betul, jangan sampai masyarakat sudah ramai-ramai kesana, tetapi tidak terbukti, karena sudah banyak kejadian seperti itu,” beber pria yang akrab disapa AIM ini.
Selain itu, AIM berharap agar program penanaman kedelai ini tidak merugikan pihak lain, khususnya petani. Dengan demikian, perlu ada tindak lanjut, pertemuan lebih lanjut ke depan, bagaimana apa yang diinginkan investor dan pemerintah Sulbar.
“Ini bisa terwujud, harus kita bicarakan baik-baik, karena ini untuk kepentingan masyarakat, karena di samping sekarang kita tidak hanya memikirkan petani tetapi virus juga, jadi ke depannya tidak ada yang dirugikan,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan kedelai sebagai salah satu tanaman pangan yang perlu adanya peran serta para pemangku kepentingan untuk intens menggenjot kembali kejayaan kedelai di Indonesia. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, komoditas strategis harus benar-benar serius ditingkatkan produksinya dan diperluas pengembanganya demi menyediakan pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia dan ekspor pangan Indonesia semakin tangguh.
“Untuk itu perlu adanya pengembangan varietas benih yang provitasnya di atas 3 ton per hektar, kuncinya pengembangan kedelai ada di aspek benih dan harga. Seluruh benih unggul yang ada di litbang harus disalurkan untuk peningkatan produksi,” ucapnya.
Suwandi menjelaskan perumusan sistem pemasaran produk menjadi hal yang mesti diperhatikan untuk bisa mengenalkan produk lokal. Komitmen Kementan terhadap kedelai sangat kuat salah satunya ditunjukkan Mentan Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu saat mencanangkan tanam kedelai di Sulawesi Utara.
“Hilirisasi menjadi hal yang penting dalam mengembangkan kedelai untuk mensolusi harga. Oleh karenanya, perlu dibangun kemitraan petani dengan industri supaya dapat memberi kepastian pasar dan pemanfaatan KUR, sehingga petani tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah,” terangnya.(wst)