Vaksin ini diberi nama ‘Sputnik V’. Vaksin dikembangkan Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia.
Ia mirip dengan vaksin yang dikembangkan CanSino asal China. Vaksin CanSino masih dalam uji klinis lanjutan.
“Kami tengah memperhitungkan untuk mulai memproduksi massal pada September,” kata Menteri Perindustrian Rusia Denis Manturov dalam sebuah wawancara.
“Volume produksi akan beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan menjadi beberapa juta pada awal tahun depan.”
Otoritas Rusia mengungkapkan pekerja medis, guru, dan masyarakat dari kelompok berisiko akan mendapatkan vaksinasi pertama. Namun banyak ilmuan yang skeptis terkait keputusan Rusia yang mendaftarkan vaksin karena belum masuk ke uji klinis ke- III.
Tahapan ini adalah proses terakhir pengujian keamanan vaksin, melibatkan ribuan orang dan banyak orang. Kepala dari Pendanaan Investasi Langsung Rusia Kirill Dmitriev, uji coba tahap III baru akan dimulai Rabu (12/8/2020).
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Rusia memperhatikan tinjauan keamanan yang ketat pada vaksinnya. Pasalnya, Rusia baru melaporkan perkembangan fase I uji coba.
“Prakualifikasi vaksin apapun, mencakup tinjauan dan penilaian data keamanan dan kemanjuran diperlukan,” kata Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic dikutip dari AFP.
“Kami sudah menghubungi otoritas kesehatan Rusia dan diskusi sedang berlangsung.”
Ada 168 vaksin corona yang dikembangkan di dunia saat ini. Ada 28 yang telah memasuki beragam fase pengujian, dengan enam diantaranya memasuki fase III uji coba.
“Mempercepat kemajuan bukan berarti mengorbankan keselamatan,” tegas Jasarevic.