GRESIK (Independensi.com) – Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik Jawa Timur, menggelar kegiatan latihan bersama untuk pengamanan fasilitas pelabuhan. Serta, simulasi penanganan bencana diperairan atau laut.
Kegiatan yang diberinama Joint Exercise International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code melibatkan 10 pelabuhan berstatus Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) yang ada diwilayah Kabupaten Gresik.
Kepala KSOP Gresik, R Totok Mukarto menuturkan, bahwa kegiatan latihan bersama ini digelar guna melatih kesiapsiagaan TUKS dalam menghadapi situasi darurat atau gangguan keamanan khususnya selama situasi Pendemi Covid 19.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa team keamanan di semua fasilitas pelabuhan di wilayah Pelabuhan Gresik selalu dalam kondisi siap-siaga dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gangguan keamanan.
Sebab selama masa pandemi banyak perusahaan yang mengatur ulang jam kerja karyawan yang membuat potensi kondisi kegawat daruratan meningkat,” ujarnya, Rabu (26/8).
Pada kegiatan joint exercise kali ini, KSOP Gresik melibatkan Forum Komunikasi Port Facility Security Officer (FK-PFSO) Pelabuhan yang bekerjasama dengan RSO Kaneta Efka Jaya (Kafa). Adapun tema yang dipilih yaitu Penanganan gangguan keamanan dan pencemaran Lingkungan di Pelabuhan Gresik,” tuturnya.
Selain lanjut Totok, dalam kegiatan tersebut juga diikuti 10 perusahaan pemilik TUKS. Seperti, PT. Pertamina Bitumen Plant Gresik, PT. Wilmar Nabati Indonesia, PT. Pelindo III (Persero) Cabang Gresik, PT. Deltha Artha Bahari Nusantara, PT. Smelting, PT. Berlian Manyar Sejahtera, PT. Siam Maspion Terminal, PT. Pembangkitan Jawa Bali UP Gresik, PT. Petrokimia Gresik dan PT. Karya Indah Alam Sejahtera.
“Kegiatan ini juga melibatkan seluruh komite keamanan pelabuhan yang meliputi KSOP, TNI AL, TNI AD, Satpolair Gresik, Polsek Kawasan Pelabuhan, Imigrasi, Beacukai Gresik, Balai Karantina dan kantor kesehatan pelabuhan,” ungkapnya.
“Melalui latihan bersama ini kami berharap Port Facility Security Officer (PFSO) atau tim keamanan pelabuhan paham tata cara pengamanan serta tanggap dalam mengambil langkah saat terjadi situasi tanggap darurat,” tandasnya.
Sementara, Direktur RSO Kaneta Efka Jaya (Kafa), Tri Hastuti menambahkan, latihan bersama ini merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pelabuhan yang telah tersertifikasi.
“Kegiatan seperti ini harus dilakukan minimal 1 kali dalam 18 bulan oleh pemilih pelabuhan agar sertifikat yang telah dikantongi tidak dicabut. Nah, pada latihan bersama kali ini kami mengajak media untuk menyaksikan secara langsung bentuk latihan yang dilakukan dilaut,” tutup Tri Hastuti. (Mor)