JAKARTA (IndependensI.com) – Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menegaskan, keberadaan vaksin Covid 19 belum tentu bisa mengakhiri pandemi Covid 19. Bahkan, bisa saja pandemi Covid 19 berlangsung selama 5 tahun, jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan.
“Pandemi ini kalau ditanya bisa terkendali saya enggak tahu. Kapan berakhir mungkin 5 tahun lagi. Apakah vaksin menjamin? Enggak tahu juga,” kata Pandu dalam sebuah webinar, Rabu (30/9/2020)
Hal itu bisa saja terjadi jika gerakan 3M tidak seberapa serius dilakukan. “Karena senjata kita untuk melakukan kampanye patuh 3M enggak dilakukan serius, banyak bolongnya,” tambahnya.
Sementara itu di tengah ancaman pandemi yang tak kunjung surut, gelaran Pilkada yang menuai kontroversi masih terus berlanjut. Gelaran Pilkada sangat berpotensi menciptakan kerumunan massa yang mana hal ini merupakan pantangan besar dalam melawan corona.
Pandu memprediksi jika hingga menjelang akhir tahun nanti kasus positif corona di Indonesia akan terus meningkat. “Bukan karena Pilkada saja tapi karena usaha enggak optimal,” tegasnya.
Meskipun penyelenggaraan Pilkada sudah dibekali dengan sederet aturan untuk memastikan penerapan protokol pencegahan COVID-19 namun tetap saja hal itu masih berisiko. “Kalau dihitung-hitung peluang peningkatan kasus karena Pilkada tak bisa dibantah. Walau dibatasi sampai 50 dan daring tapi kan pada proses selalu ada rapat, berkumpul, kegiatan akibat upaya menggalang suara,” ujarnya.
Kendati vaksin digadang-gadang akan tersedia akhir tahun, Pandu meminta agar publik tidak terbuai dengan hal ini. “Belum tentu akhir tahun ini ada vaksin. Kalau toh ada itu enggak sebanyak yang dibutuhkan,” tambahnya.
Untuk bisa membentuk herd immunity maka setidaknya 70 persen penduduk harus divaksinasi. “Itu butuh tahunan itu dan enggak mudah. Apalagi dalam situasi sistem pelayanan kesehatan kita berantakan, bahkan ambyar karena pandemi ini,” tegasnya.