GRESIK (Independensi.com) – PT Gresik Migas, badan usaha milik daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik bekerjasama dengan PT Pertamina Retail anak usaha PT Pertamina (Persero) coba menjajaki bisnis jual beli bahan bakar minyak (BBM).
Rencananya Gresik Migas bakal membuka 100 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mini Pertashop di 18 kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Gresik.
Direktur Utama PT Gresik Migas, M. Prisdianto menuturkan, bersama PT Pertamina Retail pihaknya telah melakukan hitung-hitungan bisnis dalam membuka Pertashop. Bahkan, rencana ini telah dilaporkan kepada Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto.
“Kedepan Gresik Migas tidak hanya menjadi perusahaan yang menjual gas saja namun harus bisa merambah ke penjualan BBM. Sejauh ini pak bupati tidak ada masalah namun beliau meminta kami akan melakukan perhitungan lebih teliti sehingga nilai keekonomian dari investasi ini bisa diproyeksi,” katanya, Kamis (5/11).
“Sesuai nilai investasi awal untuk membuka Pertashop ini, dibutuhkan biaya sekitar Rp 150 sampai Rp 300 juta pertitik. Biaya tersebut digunakan untuk pengadaan pompa, pemenuhan stok BBM, pembangunan infrastruktur dan lahan,” ujarnya.
“100 titik kami targetkan bisa dibangun secara bertahap. Yang jelas kedepan kami akan survive dalam berbagai bentuk dan bidang usaha. Termasuk penyediaan lahan perkantoran,” imbuhnya.
Sementara itu, CEO PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial dan Trading Pertamina, Mas’ud Khamid mengungkapkan, merupakan lembaga penyalur Pertamina dengan skala kecil untuk melayani kebutuhan BBM, LPG dan juga pelumas yang tidak atau belum terlayani oleh lembaga penyalur Pertamina lain. Ini menjadi peluang usaha bagi mitra Pertamina di perdesaan.
“Ada tiga kategori kerjasama kami tawarkan yaitu Gold, Platinum dan Diamond. Pertashop jenis Gold berkapasitas penyaluran 400 liter per hari dengan luasan lahan yang dibutuhkan sekitar 144 meter persegi. Lokasi dari desa ke SPBU, lebih dari 10 Km atau sesuai dengan hasil evaluasi,” terangnya.
Sementara itu, Pertashop jenis Platinum berkapasitas penyaluran 1.000 liter per hari, memiliki tangki penyimpanan 10 KL, luas lahan 200 meter persegi dan lokasinya di kecamatan yang belum terdapat SPBU.
“Sedangkan jenis Platinum berkapasitas penyaluran 3.000 liter perhari, memiliki tangki timbun 10 KL, luas lahan 500 meter persegi dan berlokasi di kecamatan yang belum terdapat SPBU,” papar Masud.
Dia menuturkan, ada dua skema kerja sama yang bisa dipilih bagi mitra Pertashop yakni skema investasi dengan mitra atau desa atau skema investasi Pertamina.
Khusus investasi dengan mitra seluruh investasi, baik modal sarana dan infrastruktur maupun modal kerja disiapkan oleh mitra atau desa sehingga keuntungan pun menjadi hak mitra desa sepenuhnya.
“Bagi yang berminat kerjasama bisnis Pertashop bisa menyiapkan lahan/lokasi yang sesuai dilengkapi dokumen badan usaha atau badan hukum, nanti akan dilakukan survei lapangan untuk melihat kelayakan dari omset dan jarak dengan SPBU atau lembaga penyalur Pertamina yang telah dibangun sebelumnya,” tutupnya. (Mor)