BEKASI (IndependensI.com)-Strategi Divisi Komunikasi Publik Penguatan Koordinasi Penanganan Covid-19 di Jawa Barat kedepan, dibicarakan bersama. Dalam hal ini, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat mengundang Pemerintah Kota Bekasi bersama Pemerintah Kota dan Kabupaten lainnya se-Jawa Barat berdiskusi bagaimana penanganan Covid-19 kedepannya.
Pertemuan dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting di Stadion Patriot Candrabhaga, Gate 19 Kota Bekasi, kemarin.
Didalam diskusi tersebut dibahas tentang beberapa Perumusan Strategi Divisi Komunikasi Publik Penguatan Koordinasi Penanganan Covid-19. Penanganan Pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian seluruh provinsi saat ini khususnya di Jawa Barat mengingat masih ada beberapa kota maupun kabupaten yang menjadi Zona berbahaya Penularan Covid-19.
Humas Jabar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Karo menjelaskan beberapa strategi yang disiapkan oleh pemerintah sambil menunggu datangnya Vaksin yang tengah diproses.
Pemerintah Pusat telah menyiapkan tiga strategi dalam menghadapi Covid-19 diantaranya Preventif yaitu mensosialisasikan Menggunakan Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga Jarak (3M) dan Trace, Test, Treatment (3T , hingga peningkatan fasilitas kesehatan.
Adapun kecepatan penanganan dan P
<span;>peningkatan rasio tempat Tidur sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
Karo menambahkan, harus adanya sinergitas antara Pemerintah Kota dan Kabupaten lainnya untuk menjalin komunikasi yang baik dalam penanganan Covid-19.
Sekda Jabar Setiawan Wangsa Atmaja menjelaskan bahwa komunikasi yang baik akan meningkatkan kewaspadaan publik terhadap bahaya virus Covid-19 dan meningkatkan kepercayaan publik pada langkah-langkah Pemerintah sehingga mendorong dan menjaga nilai ekonomi.
Akurasi terhadap data yang disampaikan harus akurat kepada seluruh lapisan masyarakat, karena masih banyaknya masyarakat yang belum menyakini adanya Covid 19, dan disinilah peran dari rekan-rekan untuk mengkomunikasikan di setiap daerah ,” ucapnya.
Humas Jawa Barat memaparkan perkembangan terbaru kasus pasien Covid-19 di Jawa Barat diantaranya terkonfirmasi sebanyak 36.583 kasus aktif sebanyak 9580, penambahan kasus sebanyak 245, pasien sembuh sebanyak 26.282, hingga pasien meninggal sebanyak 721.
Turunnya pasien Covid 19 khususnya di Jawa Barat belum menjamin Kota/Kabupaten yang tidak termasuk zona merah benar-benar pulih jadi tetap waspada dengan menyuarakan 3M, 3T, dan Peningkatan Fasilitas Kesehatan. (jonder sihotang)
BEKASI (IndependensI.com)- Strategi Divisi Komunikasi Publik Penguatan Koordinasi Penanganan Covid-19 di Jawa Barat kedepan, dibicarakan bersama. Dalam hal ini,
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat mengundang Pemerintah Kota Bekasi bersama Pemerintah Kota dan Kabupaten lainnya se-Jawa Barat berdiskusi bagaimana penanganan Covid-19 kedepannya.
Pertemuan dilakukan melalui aplikasi Zoom Meeting di Stadion Patriot Chandrabaga, Gate 19 Kota Bekasi, kemarin.
Didalam diskusi tersebut dibahas tentang beberapa Perumusan Strategi Divisi Komunikasi Publik Penguatan Koordinasi Penanganan Covid-19. Penanganan Pandemi Covid-19 telah menjadi perhatian seluruh provinsi saat ini khususnya di Jawa Barat mengingat masih ada beberapa kota maupun kabupaten yang menjadi Zona berbahaya Penularan Covid-19.
Humas Jabar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Karo menjelaskan beberapa strategi yang disiapkan oleh pemerintah sambil menunggu datangnya Vaksin yang tengah diproses.
“Pemerintah Pusat telah menyiapkan tiga strategi dalam menghadapi Covid-19 diantaranya Preventif yaitu mensosialisasikan Menggunakan Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga Jarak (3M) dan Trace, Test, Treatment (3T , hingga peningkatan fasilitas kesehatan.
Adapun kecepatan penanganan dan P
peningkatan rasio tempat Tidur sebagai salah satu upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan.
Karo menambahkan, harus adanya sinergitas antara Pemerintah Kota dan Kabupaten lainnya untuk menjalin komunikasi yang baik dalam penanganan Covid-19.
Sekda Jabar Setiawan Wangsa Atmaja menjelaskan bahwa komunikasi yang baik akan meningkatkan kewaspadaan publik terhadap bahaya virus Covid-19 dan meningkatkan kepercayaan publik pada langkah-langkah Pemerintah sehingga mendorong dan menjaga nilai ekonomi.
“Akurasi terhadap data yang disampaikan harus akurat kepada seluruh lapisan masyarakat, karena masih banyaknya masyarakat yang belum menyakini adanya Covid 19, dan disinilah peran dari rekan-rekan untuk mengkomunikasikan di setiap daerah ,” ucapnya.
Humas Jawa Barat memaparkan perkembangan terbaru kasus pasien Covid-19 di Jawa Barat diantaranya terkonfirmasi sebanyak 36.583 kasus aktif sebanyak 9580, penambahan kasus sebanyak 245, pasien sembuh sebanyak 26.282, hingga pasien meninggal sebanyak 721.
Turunnya pasien Covid 19 khususnya di Jawa Barat belum menjamin Kota/Kabupaten yang tidak termasuk zona merah benar-benar pulih jadi tetap waspada dengan menyuarakan 3M, 3T, dan Peningkatan Fasilitas Kesehatan. (jonder sihotang)