Kemenhub Sebut 73 Persen Masyarakat Pilih Tidak Mudik Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Loading

JAKARTA (IndependensI.com) –   Kementerian Perhubungan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan merilis hasil survei soal keputusan mudik di libur akhir tahun. Hasilnya dari 1.634 sampel responden yang dilakukan secara online ini menunjukkan 73 persen responden memilih untuk tidak mudik akhir tahun ini. Sisanya, 27 persen masih akan melakukan mudik.

“Kita bersyukur, karena masyarakat sudah tahu kenapa nggak mudik, karena masalah waktu dan juga karena Covid-19, mudah-mudahan masyarakat semakin sadar,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/12/2020).

Kemudian, survei juga menunjukkan sebanyak 40 persen responden memilih pergi karena memang ingin pulang ke kampung halaman. Lalu, 12 persen ke rumah saudara, 11 persen ke lokasi wisata dan 37 persen lainnya.

Untuk daerah asal keberangkatan, sebanyak 31,64 persen responden memulai perjalanan dari Jabodetabek. “Kemudian, tujuan perjalanan paling banyak itu sama tiap tahun, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,” jelas Budi.

Kendati hasil survei menunjukkan masyarakat kemungkinan besar akan menahan perjalanan, Budi mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, terutama TNI, Polri hingga BMKG untuk memastikan kesiapan angkutan natal dan tahun baru 2021 (nataru), terutama dalam prediksi cuaca.

“Kemarin di beberapa daerah curah hujan tinggi, sungai naik ke permukaan sehingga ada beberapa jalan nasional, provinsi nggak bisa dilalui karena banjir. Jadi kita dengarkan BMKG untuk antisipasi,” ujar Budi.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan pembatasan operasional angkutan barang saat nataru. Kemenhub juga terus berkoordinasi dengan Kepolisian untuk meningkatkan keamanan di sekitar rest area, antisipasi banjir dan longsor hingga persiapan armada bus dan penyeberangan jika jumlah pemudik melonjak dari prediksi.

“Dan yang terpenting ini, masih berlanjut terus masalah Covid-19, nanti akan ketat sekali masyarakat yang nggak taat, selain masalah lalu lintas namun juga penegakan protokol Covid-19,” jelas Budi.