JAKARTA (Independensi.com) – Vaksinasi Covid 19 salah satu jalan untuk mengakhiri pandemi. Keberadaan vaksin yang awalnya ditakuti, kini mulai bisa diterima masyarakat Indonesia. Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa tren penundaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia menurun.
Berdasarkan data Kemenkes yang ia paparkan, pada awal bulan Februari, sasaran yang menunda penyuntikan mencapai 20.000 orang. Kemudian menurun di minggu pertama Maret menjadi 10.000 orang. Data terakhir per 14 Maret tercatat, hanya 5.000 orang yang menunda disuntik vaksin.
“Vaksinasi yang ditunda cenderung turun, apalagi dengan perubahan kriteria skrining, sehingga tren penundaan vaksin akan semakin turun,” kata Nadia dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Alinea, Rabu (17/3/2021).
Seperti yang diketahui, pada pekan kedua bulan Februari lalu, Kemenkes mengubah kriteria penerima vaksinasi. Para lansia, penyintas kanker, orang dengan hipertensi di atas 140, dan pengidap komorbid lainnya boleh menerima vaksin. Ibu menyusui, hingga para penyintas Covid-19 yang sudah lebih dari 3 bulan juga sudah boleh divaksin.
Sementara itu, Nadia mengungkapkan bahwa tren penyuntikan vaksin di Indonesia per harinya meningkat. Jika dibandingkan pada waktu awal pelaksanaan vaksinasi, jaraknya cukup jauh.
“jumlah kemampuan kita untuk memberikan vaksinasi per harinya meningkat. Saat ini rata-ratanya antara 250-350 ribu dosis vaksin yang kita suntikkan ke sasaran vaksinasi,” ujarnya.
Nadia menyebutkan, tren peningkatan penyuntikan ini melonjak pada awal bulan Maret. Pada akhir bulan Februari, trennya sekitar 100 ribu dosis, dan pada awal Maret langsung melonjak hingga 250 ribu. Nadia mengatakan, peningkatan telah melakukan berbagai upaya yang pemerintah lakukan untuk mempercepat program vaksinasi, salah satunya dengan menambah jumlah vaksinator hingga dua kali lipat.
Pada 29 Februari lalu, pemerintah menambah 81.770 vaksinator yang tersebar di 34 provinsi. Di Jakarta, ada 557 vaksinator. Sedangkan Jawa Timur, jumlah vaksinatornya terbanyak, yakni mencapai 5.002 orang. Disusul Jawa Tengah 4.020, Jawa Barat 3.901, dan Aceh 2.653.
Sementara itu vaksinator di Kalimantan Utara hanya berjumlah 107 orang, Kalimantan Barat 113, dan Kalimantan tengah 263 orang.
“Dalam rangka mempercepat kekebalan kelompok sesuai waktunya, kemampuan fasyankes juga penting. Kami bekerja sama dengan asosiasi klinik swasta, ARSI, PERSI, dan fasyankes di kementerian dan lembaga lainnya,” katanya.