MAJALENGKA (IndependensI.com)– Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi kedatangan tamu istimewa. Dia adalah Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Arif Satria, SP.,M.Si. yang datang memberi pencerahan kepada para santri millenial penggiat pertanian di Aula Pertiwi Ponpes Al-Mizan, Minggu (4//4).
Kunjungan Prof. Arif Satria tidak tanpa tujuan, ia datang dalam rangka penandatanganan MOU dan Kerjasama untuk Peningkatan dan Pengembangan kemampuan sumber daya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam sambutannya, Prof. Arif Satria berpesan kepada para santri untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan. Dengan situasi perubahan zaman yang cepat ini, dibutuhkan kemauan yang keras serta kompetensi untuk menjawab tiap kesempatan yang datang.
Ia menekankan mindset ‘pemenang’ kepada warga pesantren. Tidak hanya soal kompetensi saja yang dibutuhkan, namun juga mental pemenang dari warga nahdliyin bahwa mereka bisa menjadi apa saja termasuk jadi pemimpin-pemimpin bangsa.
” Pesantren telah banyak melahirkan tokoh besar di berbagai bidang seperti Gus Dur, Habib Lutfi, Kiai Maruf Amin, Muhaimin Iskandar dan banyak lagi. IPB siap memfasiltasi alumni pesantren untuk jadi generasi yang memiliki integritas, profesionalitas, transformatif dan berpikiran terbuka,” ujar Profesor kelahiran Pekalongan ini.
Kick Off Pesantren Agroforestri
Kehadiran Rektor IPB ini juga merupakan rangkaian acara pembukaan Pesantren Agroforestri (Wanatani ) Al-Mizan Wanajaya, yang berdiri di atas lahan seluas 11 Ha, di desa Wanajaya kecamatan Kasokandel, kabupaten Majalengka, 5 km dari pesantren induk di Jatiwangi.
Pada Kamis malam Jumat, 1 April 2021 ratusan Kiai melakukan istighosah dan pembacaan Ratib Kubro sekaligus Bedah Buku tentang Tokoh Ulama Nusantara, Habib Lutfi Bin Yahya.
Hadir dalam kesempatan itu sebagai narasumber Habib Muhdhor Assegaf, DR. KH. Ahmad Syarkosi Subki, KH. Anwar Sulaiman, KH. Abdurrosyid dan KH. Mas Zaenal Muhyiddin.
Pagi harinya, Para tokoh tersebut melakukan Kick Off Pesantren Agroforesti bersama Para Ketua Gapoktan, Petani Millenial, perwakilan Pemwrintah dan masyarakat .
Pengasuh Pesantren Al-Mizan KH. Maman Imanulhaq mengatakan bahwa di tengah krisis ekologi dan perusakan alam yg kian parah, kita perlu memperbaiki sikap dan pandangan (world view) manusia terhadap alam yang keliru, menggugat sikap keberagaman yang tidak sesuai dengan prinsip keislaman dan memelopori gerakan untuk melestarikan alam semesta dan kehidupan.
“Desain Pesantren Al-Mizan Wanajaya ini menekankan pentingnya sumber daya manusia yang sehat, meliputi sehat badan, sehat rohani, dan juga mampu menyehatkan lingkungan hidup. Hal ini sangat penting dalam situasi areal pertanian yang semakin menyempit, akses air dan degradasi lahan yg semakin sulit, produksi limbah yang berlebih dan minimnya asupan cadangan makro dan mikro nutrisi,” tegas tokoh muda NU.
Menurut Kang Maman sapaan karib KH. Maman Imanulhaq, yang juga Anggota DPR RI ini, dengan institusi kepesantrenan yang kuat dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia, diharapkan lahir aktor-aktor muda dari kalangan santri dan juga mendorong kalangan yang lebih luas untuk memperhatikan masalah ekologi sebagai bidang garapan yang sangat penting untuk digerakkan. Dengan begitu para santri dapat lebih memahami
“integrated farming system”, sehingga dapat memberikan perubahan yang lebih baik. (Chs)