JAKARTA (Independensi.com) – Perusahaan perkebunan industri pengolahan, PT Triputra Agro Persada Tbk,sukses mengantongi laba bersih hingga Rp405,89 miliar di sepanjang Semester I/2021 ini. Capaian tersebut terhitung melonjak hingga 250 persen lebih dibanding catatan laba bersih perusahaan pada Semester I tahun sebelumnya, yang masih sebesar Rp115,66 miliar. Atas tren positif tersebut, pihak manajemen pun semakin optimistis bahwa kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan di tahun ini bakal lebih baik bila dibanding capaian tahun 2020 lalu. “Positifnya kinerja (di semester I/2021) didorong oleh sejumlah faktor, seperti bertambahnya volume produksi, yang diiringi peningkatan pengiriman, lalu juga harga jual yang lebih tinggi (dibanding tahun lalu). Selain itu juga soal progra efisiensi yang berjalan dengan baik,” ujar Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk, Joni Tjeng, Kamis (5/8).
Seiring adanya peningkatan volume produksi di sepanjang Januari-Juni 2021 pula, menurut Joni, pihaknya meyakini bahwa target pertumbuhan 10 persen volume produksi crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) sebagai produk utama perusahaan juga bakal terealisasi sesuai harapan. Berdasarkan catatan kinerjanya di tahun 2020, Triputra Agro Persada tercatat berhasil memproduksi CPO sebanyak 841 ribu ton. Sedangkan untuk volume produksi PK dalam periode yang sama tercatat sebanyak 175 ribu ton. Di lain pihak, usia tanaman milik perusahaan berkode saham TAPG kini juga sedang dalam masa prime age (usia prima), sehingga kemampuan produksinya juga diyakini bakal lebih maksimal. “Dengan improvement yang berkelanjutan, program mekanisasi, penggunaan teknologi dan informasi terkini, seperti AI (artificial intelligence) dan remote sensing sebagai alat bantu, maka kami yaki akan dapat mendukung operasional kami agar ke depan bisa lebih maksimal,” tutur Joni.
Guna menjaga momentum yang tengah positif, Joni pun menyatakan bahwa pihaknya telah merancang sejumlah rencana ekspansi yang akan di sepanjang tahun ini. Salah satunya adalah dengan membangun tiga pabrik baru, dua pabrik kelapa sawit (PKS) dan satu pabrik palm kernel oil (PKO). “Dua pabrik sawit baru akan berkapasitas produksi masing-masing 45 ton per jam dan 30 ton per jam. Untuk biaya, (pembangunan) PKO akan kami biayai lewat dana hasil IPO (penawaran umum perdana saham/Initial Public Officer). Sedangkan pembangunan dua PKS akan kami biayai dari hasil operasional perusahaan. Dananya sekitar Rp500 miliar untuk (pembangunan) ketiganya,” tegas Joni.
(TSP)