JAKARTA (Independensi.com) – Infrastruktur merupakan sektor esensial yang diharapkan dapat memberi kontribusi pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Di samping itu, infrastruktur juga berperan untuk meningkatkan daya saing, pemerataan pembangunan serta meningkatkan sektor-sektor lain seperti pertanian, perindustrian dan pariwisata. Untuk itu, dibutuhkan dukungan sumber daya manusia (SDM) konstruksi yang andal dan profesional serta teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku kementerian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan infrastruktur sekaligus konstruksi nasional melakukan terobosan dengan membangun Politeknik Pekerjaan Umum (PU) di Semarang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang diwakili Wakil Menteri PUPR John Wempi Wetipo mengatakan, pembangunan infrastruktur bidang PUPR yang cukup kompleks memerlukan dukungan SDM dan teknologi. “Politeknik PU merupakan salah satu terobosan Kementerian PUPR untuk memenuhi SDM era industri 4.0 serta menjawab tantangan nasional pengembangan SDM konstruksi dan percepatan pembangunan infrastruktur,” kata Wamen Wempi dalam Seminar Nasional dan Pameran “Metode dan Teknologi Bidang Konstruksi” yang dilakukan secara hybrid pada Rabu, (8/12/2021).
Politeknik PU juga diharapkan tidak hanya mampu mencetak SDM konstruksi yang profesional, unggul dan siap kerja. Namun juga dapat menjadi center of excellence untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi konstruksi bidang PUPR. di samping itu, Politeknik PU juga diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan Kementerian PUPR dalam pembinaan sektor konstruksi pada universitas lain di seluruh Indonesia.
Wamen Wempi menambahkan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo pembangunan infrastruktur yang dilakukan saat ini harus lebih berkualitas, lebih smart dan lebih ramah lingkungan. Untuk itu, diperlukan peningkatan kualitas mulai dari tahap perencanaan, pelelangan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan hingga dekonstruksi. Dengan memperhatikan kaidah pembangunan berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi terkini diharapkan dapat terwujud infrastruktur PUPR yang andal, berkualitas dan ramah lingkungan.
Seminar Nasional dan Pameran “Metode dan Teknologi Bidang Konstruksi” pertama kali dilaksanakan tahun ini, diharapkan ke depannya dapat rutin diselenggarakan setiap tahun. Acara ini diharapkan dapat menjadi ajang pengembangan jejaring kerja dan link and match antara akademisi, birokrasi, praktisi dan industri guna pertukaran informasi seputar perkembangan metode dan teknologi konstruksi.
Direktur Politeknik PU Indratmo Soekarno mengatakan kegiatan seminar nasional dan pameran ini merupakan dukungan Politeknik PU dalam mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur. “Kegiatan ini merupakan upaya sharing ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengelaman real dalam penyelenggaraan konstruksi di Indonesia. Utamanya dari aspek metode dan teknologi konstruksi yang memiliki dampak signifikan dalam mewujudkan terselenggaranya konstruksi yang lebih berkualitas, murah dan cepat pelaksanaannya,” ujar Indratmo.
Kepala Dinas PU Bina Marga Cipta Karya Jawa Tengah Hanung Triyono mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan ke depannya semakin banyak inovasi di bidang teknologi konstruksi sehingga dapat mendukung percepatan pembangunan infrastruktur untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.
Dwiyana Slamet Riyadi Dirut PT. KCIC selaku narasumber dengan materi, penerapan Teknologi Terowongan pada Proyek KCIC mengatakan, dibangunnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menggunakan tunnel boring machine (TBM) atau mesin bor terowongan dengan ukuran raksasa,” teknologi ini serupa halnya dengan pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta,” papar Dwiyana Slamet Riyadi.
Menurutnya, keuntungan penggunaan TBM adalah membatasi gangguan ke tanah sekitarnya dan menghasilkan dinding terowongan yang mulus. “Ini secara signifikan mengurangi biaya pelapisan terowongan, dan membuatnya cocok untuk digunakan di daerah perkotaan yang padat,” tandas Dwiyana Slamet Riyadi.
Peserta seminar tersebut sebanyak 200 orang secara luring dan 1000 orang secara daring berasal dari Kementerian PUPR serta dinas terkait, Perguruan Tinggi, Asosiasi Profesi dan perusahaan konstruksi. Kegiatan tersebut juga didukung dengan pameran yang menampilkan beberapa capaian metode dan teknologi konstruksi. (wst)