JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) bekerjasama dengan pelaku usaha yakni Asosiasi Kedelai Indonesia (AKINDO) dan PT Fisindo Kusuma Sejahtera (FKS) Multi Agro menyuplai kedelai untuk pengrajin tahu tempe guna menjamin ketersediaan pangan selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Kegiatan pendistribusian kedelai ini dilakukan pada 11 lokasi dalam waktu yang bersamaan dengan jumlah kedelai sebanyak 135 ton yaitu DKI Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Tangerang, Garut, Pamanukan, Subang, Ciamis, Tasikmalaya dan Banjar.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan Kementan bekerjasama dengan AKINDO dan PT Fisindo Kusuma Sejahtera Multi Agro ini untuk memperlancar pendistribusian stok kedelai ke pengrajin tahu tempe dengan harga lebih rendah dari harga pasar. Dengan begitu, kerjasama ini untuk mendekatkan stok dengan konsumen, sehingga diharapkan pengrajin mampu mendapatkan kedelai dengan mudah dan harga tahu tempe selama bulan Ramadhan stabil.
“Saya harus menyampaikan terima kasih kepada perusahaan atau importir kedelai FKS dan Akindo yang telah mau bersama-sama Kementan untuk memfasilitasi kedelai langsung kepada pengrajin. Kegiatan ini tentunya untuk memperlancar pendistribusian karena kita dekatkan kedelai dari petani dan pengrajin,”ucap Mentan SYL dalam acara penyaluran kedelai bagi pengrajin tahu tempe guna mendukung ketersediaan pangan di Hari Besar Keagamaan Nasional 2022 di Toko Tani Center (TTI), Jakarta, Jumat (8/4/22).
SYL menegaskan upaya memfasilitasi ketersediaan bahan baku kedelai dengan konsumen ini diharapkan dapat menurunkan beban biaya produksi pangan. Sasaranya adalah pengrajin tahu tempe, dimana bantuan berupa voucher atau keringanan harga dengan jumlah terbatas dan tidak terkait dengan program kedelai yang lain.
“Kalo barangnya banyak tentu saja kita berharap penyesuaian supply and demand dapat berjalan. Ada daerah surplus dan daerah defisit sehingga kami coba intervensi distribusinya sehingga stok terjaga disemua daerah. Daerah yang surplus kami intervensi untuk menyuplai daerah yang defisit sehingga saya minta antar penanggung jawab di masing-masing daerah untuk bersinergi,” tegasnya.
“Dan kita juga pastikan 12 pangan pokok aman. Namun menghadapi bulan Ramadhan memang terjadi dinamika harga untuk itu sinergi lintas Kementerian terus diperkuat guna memastikan ketersediaan dan harga tidak bersoal,” pinta SYL.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dirjen TP) Suwandi mengatakan kerjasama Kementan dengan Akindo dan FKS dalam penyediaan kedelai bagi pengrajin tahu tempe merupakan langkah kongkret Kementan dalam mendekatkan kedelai dengan pengguna. Harga kedelai dalam negeri saat ini cukup tinggi dan sangat menjanjikan untuk usaha tani kedelai, sehingga Kementan juga berupaya meningkatan produksi kedelai dalam negeri agar kebutuhan dalam negeri diharapkan mampu terpenuhi dari produksi sendiri.
“Stok kedelai yang ada akan kita bawa ke gudang TTI atau distributor untuk mendekati lokasi konsumen dan konsumen yakni pengrajin tahu/tempe dan lainnya akan membeli kedelai dari gudang tersebut,” ujarnya.
“Pengembangan kedelai harus karena menjadi sumber protein nabati yang dibutuhkan oleh masyarakat, akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani juga. Kita sukseskan pengembangan kedelai nasional.” Bangkit Kedelai Lokal Bangkit Bangsaku” sambung Suwandi.
Pengrajin Tempe di Mampang, Jaksel, Syaiful Anam mengatakan intervensi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga ketersediaan kedelai sehingga mudah untuk dijangkau pengrajin tahu/tempe berjalan dengan baik. Menurutnya saat ini kedelai sudah mudah ditemukan dipasaran namun memang harga masih cukup tinggi.
“Kita berterima kasih kepada pemerintah karena stok kedelai sudah banyak dipasar. Kita berharap harga mampu diturunkan juva sehingga penjualan kita bisa pulih lagi,” ungkap Syaiful.
Dalam acara tersebut, Mentan SYL sekaligus memberikan santunan kepada anak yatim piatu sekaligus membagikan voucher atau keringanan harga kepada pengrajin tahu tempe .(wst)