JAKARTA (Independensi.com) – Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky mengaku kecewa dengan performa dan keberadaan pebulutangkis tuan rumah di ajang Indonesia Open 2022 yang di luar ekspektasi. Tak ada satu pun pebulutangkis Indonesia yang lolos ke babak semifinal, Sabtu (18/6/2022). Semua kandas di babak delapan besar pada turnamen berhadiah total US$ 1,2 juta itu yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Catatan ini adalah kali pertama tanpa pebulutangkis tuan rumah pada turnamen ini digelar pada 1984.
Rionny menyebut kelelahan menjadi faktor utama pebulutangkis Indonesia tampil di luar ekspetasi. “Dilihat dari keseluruhannya, bukan kecewa tapi hasil itu yang harus kita terima. Saya tekankan mereka kemarin itu dari pelatih dan pemain di Indonesia Open itu kelelahan,” ujar Rionny.
Tercatat, empat wakil Indonesia yang tersisa di babak perempat final menelan kekalahan pada Jumat (17/6/2022). Empat wakil tersebut adalah Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di nomor ganda putra. Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di ganda putri serta Anthony Sinisuka Ginting dari nomor tunggal putra.
Menurut Rionny, dua turnamen yang digelar beruntun dalam kurun waktu dua minggu menyebabkan waktu para pemain untuk recovery menjadi sangat terbatas. Hal ini pun jadi sangat berpengaruh dari segi stamina, fokus, dan konsentrasi. Sebagai informasi, para pemain yang ikut serta di Indonesia Open 2022, juga tampil di Istora Senayan dalam turnamen Indonesia Masters 2022, sepekan sebelumnya. “Fajar/Rian agak sedikit tidak stabil dan Apriyani banyak lakukan kesalahan sendiri, mereka memang kelelahan ya.” “Jadi itu acuan buat kita, nanti kita baru (turnamen) ada lagi di Malaysia. Nah itu yang saya lihat dari Indonesia Masters ke Open cuma dua hari aja istirahat.” imbuhnya.
Rionny berharap, setelah evaluasi keseluruhan akan diupayakan perbaikan stamina secara maksimal. “Kalau dari daya juang mereka sudah luar biasa, dukungan penonton juga sangat menguntungkan kita.” Rionny menambahkan. “Kita lihat dari kemarin mereka bisa bermain seperti itu, tapi kita (juga) harus mengakui kelebihan lawan kita. Bukan hanya daya juang saja. Kita harus mengakui (kelemahan) di stamina ada, dari skill kita kalah, pokoknya ini jadi pelajaran (evaluasi) buat kita,” tuturnya.
Tidak Perlu Operasi
Sementara itu pebulutangkis spesialis Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan saat ini sudah dalam tahap perawatan tim medis. Dikabarkan, pemain spesialis ganda putra ini tidak perlu operasi dan akan menepi untuk pemulihan cedera lututnya tiga hingga enam bulan ke depan. Setelah melakukan tes magnetic resonance imaging (MRI) di rumah sakit Pondok Indah, Bintaro, menurut dokter PP PBSI, dr. Grace Joselini Corlesa, Yeremia mengalami cedera lutut. Tindakan yang nantinya akan diambil di antaranya ialah membawa pemain kelahiran 15 Oktober 1999 itu melakukan terapi selama beberapa bulan sambil memeriksakan kondisinya secara berkala.
“Saya sudah memeriksa kondisi Yeremia dan kami sepakat untuk mengambil tindakan terapi untuk cedera lutut kirinya dan tidak perlu tindakan operasi,” tutur Grace seperti dikutip dari rilis Humas PP PBSI, Sabtu (18/6/2022). “Nantinya akan ada beberapa tes untuk Yeremia dan tindakan lebih lanjut yang harus kami lakukan untuk menentukan prognosis lebih lanjut,” ungkap Grace.
Yeremia mengalami cedera lutut kiri saat bertanding bersama Pramudya Kusumawardana melawan Aaron Chia/Soh Woi Yik (Malaysia) di babak perempatfinal, Jumat (17/6) di Istora Senayan. Menurut Grace, pemain peraih medali perak SEA Games 2021 tersebut akan menepi untuk pemulihan cedera lututnya tiga hingga enam bulan ke depan. “Setelah diskusi dengan Prof. Dr. dr. Nicolaas C. Budhiparama yang merupakan dokter spesialis orthopedi, Yeremia kemungkinan absen tiga hingga enam bulan, tergantung proses penyembuhannya. Dalam kasus Yeremia akan kami lihat dahulu kasus cederanya seperti apa,” tambah Grace.
Melihat cedera yang dialami, menurut Grace, Yeremia mengalami sedikit gerakan yang bersifat memutar secara cepat dan tidak heran langsung mengalami sedikit masalah di bagian lututnya. Saat ini, tim dokter dan psikologi PBSI terus bekerja sama untuk memastikan kejadian ini tidak menimbulkan trauma berkepanjangan baik untuk atlet yang cedera ataupun pasangannya.