Tangkal Keburukan Digitalisasi, Kaum Muda Harus Jadi Penggerak Literasi Digital

Loading

JAKARTA (Independensi)- Anggota Komisi I DPR-RI Kresna Dewanata Phrosakh menegaskan generasi muda, yang terdiri dari generasi Milenial dan Generasi Z, memiliki tanggung jawab besar dalam memverifikasi atau memfilter berbagai informasi dari dunia digital. Hal ini penting, agar berbagai informasi menyesatkan atau hoaks tak meracuni masyarakat.

Peranan kaum muda ini, menurut Kresna sangat penting karena generasi muda ini adalah para pengguna utama teknologi digital. Hal ini agak berbeda dengan generasi tua, yang agak canggung menggunakan teknologi digital.

“Maka peranan generasi muda juga penting dalam memfilter ideologi-ideologi asing seperti Khilafah, Komunisme dan lainnya yang berupaya menyusup ke negeri ini melalui platform-platform digital,” ujar Kresna dalam Webinar bertajuk ‘Ngobrol Bareng Legislator, Pemuda Penggerak Literasi Digital ‘, Kamis (23/6/2022).

Webinar ini digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Komisi I DPR-RI, serta didukung oleh Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP- GMNI) dan Garda Pemuda Nasdem.

Kresna menambahkan, peran penting generasi muda semakin dibutuhkan terutama menyongsong Bonus Demografi yang diprediksi akan dialami Indonesia beberapa tahun mendatang.

Tak lupa, Politisi Nasdem itu pun meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk segera merealisasikan Merdeka Sinyal, agar seluruh lapisan masyarakat bisa semakin maju dalam literasi digital.

Pada kesempatan yang sama, Wasekjen Bidang Pemenangan Pemilu DPP Nasdem Jakfar Sidik menyatakan peranan kaum muda sejatinya sangat penting bukan hanya di era digital saat ini. Sejak masa analog pun, menurut Jakfar, kaum muda memegang peranan penting.

“Sudah sejak masa pergerakan nasional, masa kemerdekaan dan seterusnya, kaum muda memang berperan sangat penting dalam dinamika bangsa ini,” ujar Jakfar.

Jakfar pun mendorong agar kaum muda bukan cuma menjadi penggerak literasi digital, tapi juga penggerak kesadaran masyarakat. Kaum muda, ujar Jakfar, harus menjadi penggerak kesadaran masyarakat agar bangsa ini semakin Pancasilais.

“Pancasila, bukan sekadar hafalan. Pancasila adalah ‘Way of Life’, pandangan hidup yang seharusnya termanifestasi dalam tindakan sehari-hari. Nah, disinilah peranan penting kaum muda dalam menjadi penggerak kesadaran masyarakat,” ujar Jakfar.

Narasumber lainnya, Sekjen DPP GMNI Sujahri Somar era digital merupakan momentum bagi generasi muda, termasuk organisasi mahasiswa dalam menyesuaikan diri menjawab tantangan zaman.

Penyesuaian diri atau adaptasi, menurut Sujahri, tak bisa dihindari oleh organisasi mahasiswa, termasuk GMNI. Sebab, mahasiswa adalah “anak zaman”, yang harus selaras dengan zaman.

Dengan demikian, organisasi mahasiswa bisa lebih efektif dalam menyelesaikan berbagai persoalan kerakyatan.

“Maka, atas dasar pemikiran itulah, melalui Trimantap GMNI, GMNI turut serta dalam proses digitalisasi ini dengan meluncurkan aplikasi GMNI Mobile beberapa waktu lalu,” ujar Sujahri.

“Dalam pemahaman kami, teknologi digital adalah sarana dan alat untuk mencapai keselamatan rakyat,” tambahnya.
(Hiski Darmayana )