JAKARTA (Independensi.com) – Di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerjanya berkesempatan menemui peserta program pelatihan Strengthening The Capacity of Planning and Implementing Smart Cities In Indonesia di Korea Selatan.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Basuki berpesan kepada para peserta untuk dapat memanfaatkan sebaik-baiknya pelatihan tersebut, sehingga bisa bermanfaat untuk pengembangan kota-kota di Indonesia, termasuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur sebagai Kota Pintar (Smart City) .
“Jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan kepada Saudara oleh Pemerintah. Saudara sekalian harus hadir, serius, dan aktif dalam setiap kelas, juga pertajam pemikiran anda untuk memecahkan masalah yang mungkin muncul dalam pengembangan IKN nantinya,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki berharap para peserta pelatihan ini dapat mengambil intisari dan basic keilmuan tentang penerapan Smart City di Korea Selatan.
“Tolong dalam 5 minggu ini semua fokus, serius dan ikhlas mengikuti training dengan sungguh-sungguh. Apa itu smart city? Menurut saya, smart city jauh lebih kompleks dari digitalisasi. Serius belajar adalah wujud dari bersyukur. Hanya 25 orang dari ribuan young engineers dan non-engineers yang terpilih, jadi Anda semua harus bersyukur karena mendapat kesempatan langka dan nanti akan bermanfaat dan punya nilai tambah setelah selesai kursus di Korea Selatan,” pesan Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, selain untuk rencana pembangunan IKN, pembelajaran pembangunan kota cerdas juga dapat bermanfaat untuk diimplementasikan pada kota-kota lain di seluruh Indonesia.
“Saya yakin dengan kualitas training dan pengalaman K Water – sebagai the best water company in the world, akan banyak ilmu, teori dan aplikasinya, yang bisa kita manfaatkan dan terapkan di Indonesia. Ini adalah dukungan yang signifikan dari Pemerintah Korea Selatan, seperti yang kita tahu bahwa Korea Selatan memiliki pengalaman dalam mengembangkan dan mengatur Busan EcoDelta Smart City, Kotabaru Songdo, dan Kota Pemerintahan Sejong sebagai ibukota administrasi Korea Selatan,” kata Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, pembangunan Ibu Kota Baru (IKN) dan kota-kota di Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, yang memahami prinsip dasar membangun kota pintar, memiliki analisis yang tajam untuk berpikir tentang pemecahan masalah pengembangan kota pintar, dan memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan Indonesia.
Pelaksanaan pelatihan di Korea Selatan akan berlangsung 35 hari dari tanggal 17 Juli hingga 20 Agustus 2022.
Program yang dilaksanakan Kementerian PUPR bersama Korea International Cooperation Agency (KOICA) ini dirancang dengan persentase yang sama antara jam kuliah di kelas, diskusi, penelitian dan seminar teknis kunjungan lapangan agar peserta mendapatkan pengalaman langsung. Semua peserta mempelajari 4 (empat) tema utama yaitu, Pembangunan Kota Administratif, Pembangunan Kota Pintar (Smart City), Pengelolaan Air Cerdas, dan Pengelolaan Jalan dan Transportasi Cerdas selama 5 minggu pelatihan di Korea Selatan. (wst)