JAKARTA (Independensi.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Jimmy Hantu Foundation dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)Orwilsus Bogor menggelar pelatihan petani mandiri pangan. Pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan keahlian petani agar mampu berinovasi membuat pupuk organik yang mudah dan murah sehingga menjadi solusi di tengah naiknya harga pupuk kimia, menghemat biaya produksi tanpa mengurangi hasil produksi.
Leader Tim Propaktani Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Ugi Sugiharto mengapresiasi Jimmy Hantu Foundation dan ICMI Orwilsus Bogor atas terselenggaranya pelatihan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani secara gratis selama 3 dengan tema Pelatihan Menjadi Petani Mandiri Pangan. Diharapkan seusai pelatihan para peserta dapat terus menerapkan ilmu dan pengalaman praktik bertani selama mengikuti pelatihan, sehingga hasil pelatihan dapat terus berjalan berkelanjutan dan dapat terlihat perkembangan hasilnya.
“Kami siap berkolaborasi dengan Jimmy Hantu Foundation. Kedepannya kami harapkan Jimmy Hantu Foundation bisa berkolaborasi dengan kelompok tani binaan Kementan, sehingga pelatihan dari Jimmy Hantu Foundation bisa memberikan manfaat yang nyata dan lebih luas lagi di lapangan,” kata Ugi di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Ketua III Bidang Ekonomi ICMI Orwilsus Bogor, Jupri Jamaludin mengatakan pelatihan pertanian ini merupakan wujud kepedulian ICMI kepada masyarakat sehingga diharapkan kader-kader ICMI khususnya, mampu mengolah tanah wakaf yang mereka peroleh. Karenanya ia berpesan agar pondok pesantren yang memiliki lahan kosong, melalui pelatihan ini dapat mengolah tanah tersebut menjadi lahan pertanian sehingga lebih bermanfaat.
“Mudah-mudahan dari pelatihan hari ini dapat dimanfaatkan ilmunya dan bisa diterapkan di daerah masing-masing,” ujar Jupri.
Sementara itu, Founder Jimmy Hantu Foundation, Sujimin menjelaskan yang paling penting dalam pertanian adalah penggunaan pupuk atau pembasmi hama yang aman dan ramah lingkungan. Sehebat apapun bibit yang digunakan, hasil panen tidak akan optimal ketika nutrisi dari pupuk kurang.
“Oleh karena itu, kondisi kelangkaan pupuk yang tengah dihadapi saat ini harus diselesaikan dengan kemandirian petani untuk memproduksi pupuk sendiri,” ujarnyan
“Setiap Gapoktan (gabungan kelompok tani) harus swasembada pupuk, begitu juga dengan pesantren harus swasembada pupuk. Melalui pelatihan ini, kami akan mengajarkan bagaimana cara membuat pupuk organik yang hasilnya bisa diadu dengan pupuk kimia terbaik,” tambah pria yang akrab disapa Gus Jim.
Di tempat yang berbeda, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi turut mengapresiasi inovasi-inovasi yang dilakukan para petani dalam rangka mewujudkan swasembada pupuk di tengah kelangkaan pupuk nasional. Kementan terus bersinergi dengan Dinas Provinsi maupun Kabupaten, serta stakeholders untuk mengawal dan mewujudkan pertanian menjadi lebih maju, modern, dan mandiri.
“Di sini kami salut dengan inovasi-inovasi yang di terapkan para petani. Dengan melakukan sistem intergrated farming, sudah mampu membuat pupuk sendiri dan tidak mengandalkan pupuk bersubsidi,” ungkap Suwandi. (wst)