“Saya menghindari kesalahan data, tapi jumlah itu merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per pukul 10.30 WIB pada Minggu (2/10/2022) angkanya menjadi 174 orang yang meninggal dunia,” katanya kepada awak media.
Selain penambahan jumlah korban meninggal dunia, Wagub Emil juga menyebut jumlah korban luka berat dan ringan saat ini masih menjalani perawatan disejumlah rumah sakit di Malang.
“Ada 28 orang yang mengalami luka serius atau berat, dan 11 orang mengalami luka ringan. Mereka saat ini, masih dirawat di rumah sakit. Seperti, RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RS Saiful Anwar, RS Gondanglegi, RS Wajak Husada, RS Hasta Husada dan RS Mitra Delima,” ungkapnya, Senin (3/10).
Emil menambahkan, bagi masyarakat atau warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Bisa menghubungi posko yang ada di halaman Balai Kota Malang atau menghubungi 0821 40103223.
“Kami akan pastikan korban meninggal, pengurusan jenazahnya dapat dilakukan tanpa hambatan. Serta korban luka, mendapatkan penanganan medis sebaik mungkin,” tegasnya.
Lebih lanjut Emil menyampaikan Pemprov Jatim ingin memastikan jumlah data korban tragedi Kanjuruhan tidak ada kesalahan. Karena banyak korban, yang berasal dari luar Malang.
“Kami ingin memastikan data korban yang belum ditemukan atau beberapa laporan dari warga yang kehilangan keluarganya. Sebab selain dari Malang, ada beberapa korban dari luar kota di Jawa Timur juga menjadi korban,” tukasnya.
Emil juga menjelaskan terkait adanya kesimpang siuran jumlah data korban. Pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan (Diknkes) dan BPBD Jatim, untuk mengkroscek kembali data para korban.
“Tidak bisa dipungkiri kesimpang siuran data itu, ada kemungkinan korban yang belum teridentifikasi oleh petugas. Untuk itu, saya minta agar petugas gabungan ini secepatnya mengkroscekan data antara BPBD dan Dinkes,” tandasnya.
Selain itu, kita akan persiapkan trauma healing bagi korban dan keluarganya. Untuk itu Pemprov Jatim akan berkoordinasi untuk hal ini,” pungkasnya.
Untuk diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang bermula dari kericuhan supporter usai berlangsungnya pertandingan sepakbola lanjutan kompetisi Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya. (Jon)