JAKARTA (Independensi.com) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau penanganan lokasi terdampak gempa di Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) dini hari lalu. Dikatakan Menteri Basuki kunjungannya tersebut merupakan perintah Presiden Joko Widodo untuk melakukan penanganan pascabencana.
“Kementerian PUPR berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten untuk melakukan penanganan pascabencana. Seperti sebelumnya, tugas Kementerian PUPR memperbaiki fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) seperti sekolah, gereja, pasar, mesjid, dan kantor-kantor Pemerintah,” kata Menteri Basuki, Jumat (7/10/2022).
Menteri Basuki mengatakan, setelah melihat sejumlah lokasi terdampak bencana bersama Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Kementerian PUPR siap membantu perbaikan untuk fasos/fasum yang rusak terdampak gempa, salah satunya Gedung SMPN 3 Tarutung yang akan direkonstruksi ulang.
“Tadi saya sudah lihat masjid, gereja, sekolah, jembatan, saluran irigasi, dan tanggul-tanggul sungai yang rusak akan diperbaiki. InsyaAllah dalam dua minggu ke depan sudah mulai diperbaiki, karena saya harus memilih penyedia jasa/kontraktornya,” kata Menteri Basuki.
Khusus untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit yang berada di tepi Jalan Nasional ruas Balige (Tarutung), Menteri Basuki menginstruksikan agar dapat selesai dalam waktu dua bulan. Mengingat fungsi vital jembatan tersebut yang menghubungkan Desa Hutauruk Hasundutan dan Desa Lumban Soit Sipaholon di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipahalon Kabupaten Tapanuli Utara, yang membentang di atas Sungai Sigeaon.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Brawijaya mengatakan, untuk perbaikan Jembatan Gantung Lumban Soit diperlukan penanganan yang menyeluruh untuk mengganti deck yang bergeser. “Harus dicopot semua terlebih dulu baru dipasang lagi, karena tidak hanya secara horizontal decknya bergeser, tetapi juga ada dampak kerusakan pada kabel jembatannya,” terangnya.
Jembatan gantung tersebutndibangun pada 2021 dengan menggunakan tipe rangka rigid simetris dan memiliki panjang bentang 60 meter serta lebar 2,12 meter dengan anggaran Rp3,07 miliar.
Sementara itu untuk perbaikan jaringan irigasi Sigeaon yang juga rusak akibat gempa, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Mohammad Firman mengatakan akan segera melakukan penanganan darurat dengan pemasangan talang/pipa dari sisi luar kaki tanggul. “Kita usahakan seminggu ini bisa untuk kembali mengalirkan airnya,” ujarnya.
Selain perbaikan fasos dan fasum, Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR juga akan memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang mengalami kerusakan berat akibat gempa. “Untuk yang rusak ringan dan sedang nanti akan dibantu oleh BNPB secara keuangan dan fisik. Untuk yang rusak berat akan dikerjakan Kementerian PUPR setelah datanya terverifikasi baik dari segi jumlah dan kategori kerusakan. Saya minta libatkan Kepolisian dan Kejaksaan untuk verifikasi,” ujarnya.
Turut hadir dalam tinjauan tersebut Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Essy Asiah, Kepala BBPJN Sumatera Utara Brawijaya, Kepala BWS Sumatera II Mohammad Firman, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara Syafriel Tansir, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Sumatera II Iswanto. (wst)